Bapak Ini Nekad Jalan Kaki dan Angkut Anaknya Pakai Gerobak ke Surabaya

  • Whatsapp
Kota Surabaya
Winiarsih ibu yanuar, merawat yanuar yang sakit dikamar
Kota Surabaya
Winiarsih ibu yanuar, merawat yanuar yang sakit dikamar

Sidoarjo, SpiritNews-Kisah Suprijadi (52) ini menyayat hati. Pria miskin yang tinggal di Saradan, Madiun mengantarkan anaknya berobat ke Kota Surabaya dengan jalan kaki.
Anaknya bernama Waras Yanuar (15) menderita lumpuh. Suprijadi yang sehari-hari bekerja serabutan dan istrinya, Winarsih (43), menginginkan anaknya bisa sembuh.
Suprijadi yang tinggal di rumah mertuanya itupun memutuskan membawa si bungsu dari 4 bersaudara itu ke rumah sakit di Surabaya pada bulan Mei 2017.
Namun karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, Suprijadi terpaksa membawa Yanuar yang kondisinya hanya bisa terkulai lemas dengan ditumpangkan gerobak.
“Saya ini pekerja serabutan, sudah 4 bulan tidak dapat pekerjaan,” kata Suprijadi saat ditemui wartawan di sebuah rumah kost di Kedung Turi, Sidoarjo, Kamis (19/10/2017).
Hanya dengan modal Rp 150 Ribu, Suprijadi nekad ke Surabaya jalan kaki dengan mendorong gerobak yang dijadikan tempat tidur anaknya menuju RSU Haji di Sukolilo.
“Aku saat itu cuma sangu 150 Ribu pergi ke sini pakai gerobak,” kenang Suprijadi.
Yanuar sekarang diistirahatkan di rumah kost di Kedung Turi yang disewanya ini. Bapaknya rencananya akan mengurus surat atau dokumen agar bisa mengobatkan anaknya yang kali ini ke RSU dr Soetomo.
Sang ibunda yang mendengar kisah anaknya menjadi viral di media pun menyusul ke kost suaminya. Winarsih dengan sabar dan kasih sayang merawat Yanuar.
Suprijadi itu mengisahkan awal perjalanannya pada bulan Mei lalu. Ia mengaku berangkat dari Madiun pada Pukul 12.30 Wib, Selasa, (17/10/2017) dan baru tiba di Surabaya pada hari Rabu, (18/10/2017). Perjalanan itu ditempuh selama 24 jam.
“Baru sampai Surabaya kemarin siang jam 12.30 WIB. Terus kemarin diantar Linmas Surabaya ke sini (Sidoarjo),” ujarnya.
Selama perjalanan itu, Suprijadi bersama Yanuar harus melawan panas dan dinginnya malam. Bila merasa lelah, Suprijadi menumpang istirahat di pos polisi yang dilewati.
“Waktu itu tidur di pos polisi Krian dan Kertosono, saya istirahatnya waktu malam hari. Kalau siang istirahatnya di jalan,” ujar Suprijadi yang kabarnya ber KTP Surabaya ini.(SpiritNews)

Sumber: detiknews.

Pos terkait