Konsep Membangun Jawa Barat, Dedi Mulyadi : Seluruh Daerah Harus Gotong Royong, Tak Boleh Saling Menjatuhkan

  • Whatsapp
Dedi Mulyadi bersama sejumlah eit politik DPD PDIP dan Partai Golkar Jawa Barat
Dedi Mulyadi bersama sejumlah eit politik DPD PDIP dan Partai Golkar Jawa Barat

Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendapatkan undangan dari DPD PDIP dalam kegiatan silaturahmi dan Curah Gagasan yang akan digelar pada Rabu (25/10/2017) mendatang, di Hotel Ultima, Kota Bandung.

Dalam surat undangan itu disebutkan PDI-P ingin membangun sinergi pemikiran dari seluruh tokoh, akademisi dan masyarakat dalam rangka pembangunan di Jawa Barat ke depan.

Bacaan Lainnya

Dedi Mulyadi sendiri menjadi salah satu dari 9 orang tokoh di Jawa Barat yang dianggap mengetahui dan faham terhadap persoalan masyarakat di Jawa Barat dan solusi terhadap persoalan tersebut.

Saat ditemui, Senin (23/10/2017) di rumah dinasnya, di Jalan Gandanegara No. 25, Kabupaten Purwakarta, pria yang kini lekat dengan peci hitam berlambang Garuda yang biasa dipakai oleh elit partai berlambang banteng itu mengatakan Jawa Barat karena luas wilayahnya, sangat membutuhkan konektivitas. Untuk menciptakan itu, dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan.

“Industri di Jawa Barat ini kan berkembang dengan pesat. Tetapi jalan miliki provinsi rata-rata pendek-pendek, sehingga tidak terkoneksi. Padahal, Jawa Barat cukup luas. Kemudian, tidak boleh semua Bupati/Walikota hanya berorientasi pada sektor industri, ini nanti jadi kompetisi yang saling membunuh. Sementara ada daerah kawasan hutan, kawasan hulu, kawasan konservasi, kan tidak boleh semua jadi kawasan ekonomi industri,” kata Dedi.

Menyikapi fenomena ini, Dedi mengatakan, pengelolaan daerah ini membutuhkan regulasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Daerah industri tetap harus berkembang dengan industrinya dan menghasilkan pajak bagi pembangunan. Sementara daerah konservasi menurut dia, tidak harus miskin tetapi dikembangkan melalui potensi berbasis masyarakat adat setempat.

“Daripada kita ribut soal dana reboisasi yang ratusan miliar itu tetapi tidak bisa mengembalikan fungsi hutan sebagai resapan air, lebih baik diserahkan kepada warga setempat, berikan tugas menanam pohon dan digaji oleh pemerintah provinsi, mereka tidak boleh merambah hutan. Rumah penduduk ditata dengan arsitektur tradisional, ke depan selain menjadi daerah konservasi juga menjadi daerah wisata, jadi pendapatan buat masyarakat, ekonomi juga tumbuh,” katanya.

Konsepsi ini, menurut Dedi, harus diterjemahkan secara gotong royong oleh seluruh daerah di Jawa Barat tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Daerah-daerah itu, kata dia, harus saling menguatkan.

“Makanya seluruh daerah harus gotong royong, tidak saling menjatuhkan, justru harus saling menguatkan,” tandasnya.

Semula, PDI-P akan mengundang sebanyak 40 tokoh untuk memaparkan solusi persoalan yang tengah terjadi di Jawa Barat. Akan tetapi, setelah dikerucutkan, jumlah itu hanya menjadi 9 orang saja termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan Sussy Pujiastuti dan Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetiyani.

Sementara Walikota Bandung, Ridwan Kamil dipastikan tidak akan hadir dalam kegiatan Curah Gagasan tersebut karena tidak diundang oleh PDIP.(rls/SpiritNews)

Pos terkait