Kabupaten Berebes, SpiritNews-Petani bawang merah di Brebes, Jawa Tengah, memilih menunda penjualan hasil panen akibat anjloknya harga. Mereka memilih menggudangkan hasil panen sambil menunggu harga komoditas ini kembali normal.
Turunnya mulai dari awal Oktober lalu. Harga jual bawang merah di tingkat petani di Kabupaten Brebes anjlok dan sempat menyentuh angka Rp 10.000/kg. Juwari (50), petani sekaligus Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) menjelaskan, pada awal bulan ini, harga bawang di beberapa desa penghasil bawang bahkan ada menyentuh Rp 8.000/kg.
“Harga ini sempat mengalami kenaikan dari Rp 10.000 menjadi 12.000. Kenaikan terus berlanjut hingga saat sekarang harga bawang merah pada kisaran Rp 15.000/kg,” kata Juwari, Senin (23/10/2017).
Turunnya harga ini membuat petani enggan menjual semua hasil panen. Mereka beralasan, hasil penjualan tidak menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Petani umumnya cuma melepas hasil panen paling banyak 50 persen untuk membayar biaya tenaga dan obat-obatan.
Sebagian hasil panen sengaja disimpan di gudang sambil menunggu harga bawang kembali normal.
Meski harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan biaya perawatan, namun hal itu dinilai sebagai upaya terbaik dibanding menjual dengan harga murah.
Memang selain mengeluarkan biaya tambahan, proses penggudangan akan menimbulkan penyusutan pada bawang merah. Karena dengan disimpan seperti itu, selama dua bulan akan susut hingga 30 persen.
“Karena menurunnya harga bawang, petani melakukan tunda jual. Setelah panen, bawang dikeringkan dan digudangkan.
Ini sebagai salah satu alternatif dan hasil dari penggudangan itu setelah harga naik bisa langsung dilepas atau dijual dalam bentuk benih,” ungkapnya.
Anjloknya harga bawang itu diduga karena melimpahnya hasil panen saat ini. Banyaknya persediaan di pasaran saat panen pada bulan September lalu, mempengaruhi fluktuasi harga. Tidak lama setelah panen, tambah Juwari, harga bawang merah berangsur turun dan titik terendah terjadi awal Oktober lalu yang menyentuh harga Rp 8.000 sampai 10.000/kg.
“Dengan harga jual Rp 15.000/kg, petani rugi. Mengingat harga bibit dan obat obatan mahal. Minimal harga bawang Rp 18.000 sampai 20.000/kg agar mereka dapat untung,” terangnya.
Juwari juga menilai keterlibatan Bulog yang dijanjikan pemerintah akan turun tangan untuk mengatasi anjloknya harga hingga saat ini juga belum berjalan. Bahkan sebuah gudang di Wanasari yang sedianya akan dipakai untuk menampung hasil panen, sampai saat ini belum juga beroperasi.(SpiritNews)