Kabupaten Purwakarta,SpiritNews– Terhitung Sejak 2015 silam Tanaman Gaharu atau nama latinya Aquilaria Malaccensis, mulai dibudidayakan Tepatnya di Desa Taringgultonggoh, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Muhamad Ali (37) warga desa setempat yang mulai menanam bibit pohon Gaharu sejak tahan 2015 silam. Dirinya meyakini jika prospek tanam pohon tersebut memiliki harga jual yang tinggi dibanding harga pohon lainya.
Ditanah seluas satu hektare Muhamad Ali mengaku, mendatangkan bibit pohon tersebut dari pulau kalimantan. Selain harga relatif tinggi, Budidaya gaharu juga dapat dianggap sebagai langkah mendukung konservasi.
Meski memiliki harga jual tinggi, namun cara perawatan pohon Gaharu tidaklah gampang. Selain itu masa panen pohon tersebut cukup lama. Penanaman pohon Gaharu sendiri tidak bisa dilakukan sesuka hati, harus ada izin penanaman dari dinas terkait.
“Pohon Gaharu beda dengan pohon yang lain, ada kiat-kiat khusus dalam cara merawatnya. Tidak bisa diambil dari satu tempat, lalu di tanam lagi ditempat lain, harus jelas asal-usul bibitnya dan juga harus ada ijin penangkaranya,” beber Ali.
Diketahui, Gaharu adalah salah satu komuditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) komersial yang bemilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari kawasan hutan berupa cacahan, gumpalan atau bubuk.
Selain dalam bentuk bahan mentah berupa serpihan kayu, juga diproses dengan penyulingan yang dapat menghasilkan minyak atsiri gaharu yang juga bernilai jual tinggi. Pohon Gaharu baru bisa dipanen paling cepat dalam kurun waktu 6 tahun sejak penanam bibitnya. Harga kayu pohon Gaharu bisa mencapai jutaan rupiah perkilonya tergantung dari kualitas pohon itu sendiri.(reg)