Aceh Utara, SpiritNews-Di era modern listrik adalah suatu kebutuhan mutlak manusia. Di mana tanpa listrik sepertinya, hampir semua aktifitas manusia tertunda. Kantor, prusahaan. Perbankkan Pertokoan bahkan rumah tangga dan sarana hiburan. Ketergantungan akan listrik tak dapat di nafikan. Hampir seluruh manusia mencapai titik kejenuhan bila listrik sewaktu- waktu padam atau kecelakaan lainnya. Para pengguna jasa listrik merasa kesal bahkan tak jarang yang memakai jika seandainya listrik mati.
Menanggapi hal tersebut, Forum Geusyik Pirak Timu, Abubakar lewat pesan Whatsappnya yang diterima media ini Selasa (14/11/2017) menungkapkan bahwa bila dibandingkan kehidupan manusia pada masa sila sangat jauh berbeda. Pada saat itu hanya mengandalkan lampu teplok dan petromakpun (panyoet sirungkheng) agak jarang di temukan pada tiap rumah tangga. Kecuali pada acara tertentu.
Kini lampu teplok dan panyoet sirungkheng mulai di tinggalkan seiring dengan perkembangan zaman dan tak mampu lagi di jadikan sarana penerangan di anggab kalah power.
“Oleh karena demikian PLN sebagai penyalur kebutuhan penerangan nomor wahit harus bekerja pro aktif . Termasuk memperjelas subsidinya pada pelanggan yang telah ditentukan,”harapnya .
Dia menyatkan bahwa seperti dialami salah seorang pelanggan Muhammat Tahir warga gampong Leupe kecamatan Pirak Timu yang kehidupannya tergolong miskin, Senin (23/11/2017).
Harus lelah dan bingung bolak balik antara kantor PLN Lhoksukon dan kantor camat Pirak Timu untuk mengurus listrik bersubsidi. Lagi pula arahan yang diberikan dari yang berwenang kepadanya tanpa ujung alias kurang jelas.
Selanjutnya, dalam hal ini camat Pirak Timu H Tarmizi SE merasa terkejut dan bingung untuk menjawab apa?.dan memberi rekomendasi. Karena harus memulainya dari mana. Seingat dia jika ada hal baru menyangkut kelangsungan masyarakat umum. Tidak hanya masalah listrik termasuk maslah lain di intansi lainnya. Termasuk PLN harus melakukan sosialisasi dulu dan penetapan staf listrik di kecamatan. Supaya masyarakat tidak bingung. Dan tidak ada kesan camat mempersulit proses administerasinya.
Alumni sekolah Demokrasi Aceh Utara ini juga ikut merasa resah dan khawatir setelah mendengar kabar ketika warga dipersulit mengurus listri bersubsidi. Ia mengatakan fenomena kajadian di atas adalah sebuah bentuk ketidak siapanya pemerintah untuk memberikan rasa nyaman pada masyarakat.
“Sebagai kebutuhan bagi masyarakat kurang mampu/miskin semestinya pada era modern ini lancar dan terarah.Tanpa ada yang terjalimi,”tuturnya.(mah)