Kebangetan Pada Kader, Penyebab Elektabilitas Golkar di Jawa Barat Turun

  • Whatsapp
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi

Bandung, SpiritNews– Pengamat Politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti angkat bicara terkait fenomena penurunan elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat. Sebagaimana diketahui, partai berlambang pohon beringin tersebut kehilangan elektabilitas sebanyak 6% hanya dalam jangka waktu satu bulan saja.

Ray menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama fenomena tersebut. Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto yang ditetapkan sebagai tersangka untuk kali kedua oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ia tengarai menjadi penyebab utama merosotnya citra partai di mata publik Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

“Saya kira karena Setnov ya, imbasnya kemana-mana dan menjadi gejala umum di semua lini Partai Golkar,” jelas Ray saat dihubungi Rabu (15/11/2017).

Khusus di Jawa Barat, Ray memiliki sudut pandang dari konteks kader arus bawah. Ia melihat peralihan dukungan DPP Partai Golkar yang asalnya solid akan memberikan rekomendasi kepada Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi namun mendadak beralih kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi sebab khusus penurunan elektabilitas di Jawa Barat.

“Kalau tidak ada kader bagus, dukungan ke Ridwan Kamil itu bisa dikatakan tepat dengan dasar elektabilitas. Tetapi, faktanya Golkar di Jawa Barat punya kader bagus, elektabilitas bagus, kinerja bagus. Ironisnya, malah tidak didukung. Ini namanya kebangetan,” tuturnya.

Seharusnya, kata Ray, sebagai partai kader, Golkar memprioritasnya Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk dicalonkan dalam kontestasi Pilgub Jawa Barat 2018 mendatang. Kerja politik Dedi untuk Golkar dinilainya tidak bisa dikatakan kecil karena Dedi Mulyadi menjadi penjaga lumbung suara Partai Golkar secara nasional di Jawa Barat.

“DPP Golkar ini memang kadang mencalonkan orang yang tidak karuan. Kalau budaya partai ini terus begini, kader arus bawah tidak akan mau lagi bekerja untuk partai, konsolidasi tidak jalan, perkaderan tidak jalan. Makanya, elektabilitasnya terus turun,” katanya.

Menurut Ray, jika rekomendasi untuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tidak ditinjau ulang oleh Partai Golkar, besar kemungkinan partai ini tidak bisa terkonsolidasi dengan baik untuk pemenangan Pilgub Jabar 2018. Pasalnya, kader arus bawah diketahui solid mendukung Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk maju meski melalui partai politik yang berbeda.

“Penyakit Golkar ini tidak pernah memperkuat perkaderan. Sementara penguatan kader selalu dilakukan oleh Dedi Mulyadi. Maka saya pastikan kader arus bawah akan solid mendukung Dedi Mulyadi dalam Pilgub nanti,” pungkasnya. (akt)

Pos terkait