Jakarta, SpiritNews-Sebanyak 120 santri se-Jawa Timur yang dipimpin oleh Ketua DPRD Jawa Timur Abdul Halim Iskandar mengunjungi kantor Kementerian Ketenagakerjaan. Mereka ingin mendengarkan nasehat dan berdialog langsung dengan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri.
“Para santri ini ingin mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang ketenagakerjaan. Kementerian Ketenagakerjaan ini sangat strategis bagi masa depan generasi penerus dan menterinya pun juga berasal dari santri, “ kata Abdul Halim Iskandar di Jakarta pada Senin (20/11/2017).
Dalam kesempatan ini Menaker Hanif mengingatkan agar santri tak boleh minder, bersikap manja dalam menghadapi dahsyatnya persaingan dalam realita hidup. Saat di tempa di pondok pesantren, santri harus membiasakan hidup keras pada diri sendiri dan mandiri.
“Para santri harus memiliki karakter kuat dan pribadi di atas standar agar bisa memenangi persaingan pasar kerja. Sebab kalau di atas standar pasti jadi pemenang dan kalau standar-standar saja, santri akan sulit menghadapi persaingan,” kata Hanif.
Menaker Hanif yang pernah merasakan Pondok Pesantren Al-Muayat Solo, Jawa Tengah, juga berpesan menjadi santri dan tinggal di kampung dengan kehidupan serba terbatas, tidak perlu berkecil hati. Meski berada di lingkungan pondok pesantren, santri-santri bisa berkembang untuk mewujudkan cita-cita dan mimpinya.
“Untuk mencapai kompetensi di atas standar tersebut, maka para santri diingatkan harus belajar di atas standar.Kalau di bawah standar, pasti akan kalah. Karena itu harus tampil di atas standar. Kalau ingin menjadi kyai besar, harus menjadi kyai yang di atas standar, “ kata Hanif.
“Ada banyak contoh di Indonesia, termasuk bapak Halim (Iskandar-red). Bapak Jokowi juga sama, walaupun biasa-biasa saja tetapi karena kerja keras akhirnya bisa menjadi presiden. Jadi ini pelajaran untuk kita semua dalam situasi serba terbatas, jangan sampai membuat kita patah semangat, “Kata Hanif.
Ditambahkan Menaker, santri harus yakin bahwa bisa berkontribusi kepada negara. Sejarah mencatat Republik ini tidak bisa berdiri tegak tanpa kehadiran santri dan pesantren karena republik ini sebagian besarnya merupakan investasi dari para santri.
“Jika diibaratkan republik ini adalah perusahaan maka saham terbesar yang memegang adalah para santri, pesantren, kiai, dan para ulama, “ ujar Menaker.
“Semua adalah jasa ulama, jasa pesantren dan jasa santri. Karena sumbangannya begitu besar maka santri-santri tidak boleh minder, santri-santri harus percaya diri dan bisa bergaul dengan lebih luas, “ katanya
Turut mendampingi Menaker Hanif adalah Sesjen Hery Sudarmanto, Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono, Dirjen Binapenta Maruli Apul Hasoloan, Direktur Produktivitas Zuhri Bahri.(sir/rls)