Rahmat Malik:  Bahagia Mengurus Jenazah dan Menyampaikan Amanah Donatur

  • Whatsapp
Ustad Rahmat Malik
Ustad Rahmat Malik
Ustad Rahmat Malik
Ustad Rahmat Malik

Kota Bekasi, SpiritNews – Kadang timbul rasa takut pada diri seseorang ketika mendengar tentang jenazah. Jangankan berdiam lama bersama sang jenazah, memandang agak lama pun nampaknya tak sanggup. Namun, berbeda  dengan tim divisi Ambulance YAKESMA Bekasi.

Ketua Divisi Ambulance YAKESMA Bekasi, Ustaz Rahmat Malik menyampaikan, sebagai badan layanan yang memfokuskan pengurusan jenazah dari mengantar, menjemput , memandikan hingga menguburkan ini bagi fakir miskin (penerima manfaat, red), divisi Ambulance YAKESMA Bekasi  justru merasakan bahwa tugas yang dikerjakan mulia dan begitu nikmat.

Bacaan Lainnya

“Mengelola Ambulance ini bersama kawan-kawan, itu sebetulnya kami menikmati betul betapa indahnya pekerjaan ini. Kita menolong orang yang sedang berduka yang luar biasa kematian itu bukan main-main, kita datang dengan penuh keiklasan memberikan apa yang dibutuhkan untuk mereka,” ungkap Ustaz Rahmat Malik saat berbincang dengan SpiritNews, Selasa (21/11/2017)

Rahmat Malik menuturkan, bekerja dalam bidang pengurusan jenazah haruslah memenuhi syarat agar mampu menjalankan salah satu tugas yang mulia itu dengan baik. Syarat pertama mampu memiliki mental berani dan harusnya memiliki mental yang bersih.

“Mental berani, ia tidak boleh takut dengan fisik jenazah, bersih itu artinya ia tidak boleh mengungkap aib jenazah tersebut kepada siapapun, artinya peristiwa yang terjadi saat layanan jenazah cukup sampai dikita saja, tidak boleh menceritakan kepada orang lain,” jelasnya.

Selain itu, Divisi Ambulance Yakesma Bekasi yang pada saat ini salah satunya di dukung oleh Sabana Foundation produsen makanan cepat saji sendiri memiliki empat program besar seperti, program Layanan Antar Jemput Jenazah, Quick Respon, Pelatihan Pengurusan Jenazah, dan Santunan Paket Kain Kafan.“Yakesma sendiri memiliki layanan posko disekitar Bekasi Raya,” tuturnya.

Lebih lanjut Rahmat Malik pun berbagi cerita  mengenai  pengalaman dan suka dukanya bersama tim Ambulance YAKESMA, saat menjalankan program-program. Malik menceritakan pengalamannya saat bersama tim menjalani program layanan antar jemput jenazah di rumah sakit , terlihat banyak sekali keluarga menangis histeris hingga ada yang pingsan karena saat keluarganya meninggal dunia, biaya antar jenazah dengan menggunakan ambulan rumah sakit sangat mahal, apalagi jika jenazah diantar ke kampung halamannya.

“Biaya ambulans ternyata  sampai lebih dari Rp.5 juta, sedangkan ia orang tak mampu, ditambah lagi dengan biaya beban ambulans. Alhamdulillah mereka juga tahu ada  akses meminta layanan kita, dan kita datangi  Itu kita gratiskan, sampai ke kampung halaman,” jelasnya.

Tidak hanya berhenti sampai disitu, Malik yang juga giat sebagai pemerhati silat dan budaya di Bekasi masih memiliki pengalaman usai mengantar jenazah bersama tim ke daerah . Saat berhenti untuk istirahat dan makan di sebuah warung makan, ia bersama tim lainnya tidak diperbolehkan masuk dan ditolak. Pasalnya, mereka  mengendarai mobil jenazah.

“Kami coba cari rumah makan lain,ternyata sama saja. akhirnya, untuk mencari rumah makan kita jalan kaki sekitar 20 meter dan parkir mobil pinggir jalan barulah kita bisa beristirahat dan makan, kalo mobil mogok sampai ban meletus sudah biasa kami alami ” jelasnya tersenyum.

Terlepas dari pengalaman tersebut, Rahmat Malik bersama tim lainnya merasa sangat bahagia dan tak ada beban dalam menjalankan tugas tersebut. Menyampaikan amanah dari dana yang diberikan donatur kepada  YAKESMA untuk menjalani program merupakan nikmat tersendiri walau kadang kami jarang bertemu anak dan istri di rumah .

“Kami  sopir ambulance Yakesma Bekasi  menjalankan program juga merupakan ibadah, artinya kami sangat senang membantu sesame yang sednag membutuhkan, dan menyampaikan amanah donatur,” ungkapnya.

Sebenarnya,program ini tidak menyasar orang miskin saja. Kaum berpunya pun dapat memanfaatkan layanan ini, mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan hingga pemakaman.

“Hal ini didasari di kawasan perkotaan seperti Bekasi dan sekitarnya masih banyak masyarakat yang bingung bagaimana memperlakukan keluarganya yang wafat secara Islami. Namun, jika mereka ingin berinfak melalui YAKESMA tentu akan diterima sebesar apapun, atau tidak ada tarifnya,” pungkas Rahmat Malik.(sam)

Pos terkait