
Kota Bekasi, SpiritNews-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengunjungi TPST Sumur Batu, Bantargebang, didampingi Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Rabu (22/11/2017).
Pada kesempatan itu, Walikota Bekasi Rahmat Effendi, mengatakan, Kota Bekasi masih membutuhkan 5 unit alat pengolah sampah.
“Kita akan melaporkan kepada Presiden RI terkait proyek ini, karena baru Kota Bekasi yang memiliki teknologi canggih semacam ini, yang diadopsi dari Denmark,” kata Direktur Pengelolaan Sampah, KLHK RI, Sudirman, menjawab kebutuhan Kota Bekasi.
Di TPST Bantargebang, terdapat sebanyak unit 100-150 ton per hari sampah yang bisa diolah untuk menghasilkan listrik 1,3 mega watt. Maka dari itu, butuh perhatian khusus untuk menghasilkan tenaga listrik.
“Ini harus tembus ke presiden dulu, sehingga kita baru bisa bicara lebih jauh terkait peruntukan listrik yang dihasilkan. Satu unit ini sebenarnya sudah berjalan, tingggal komisioning aja, perbaikan-perbaikan kecil,” tuturnya.
Dikatakan, ini sudah menjadi kebijakan pemerintah Jokowi-JK, bahwa sampah harus diberdayakan menjadi beberapa sumber. Salah satunya sumber penghasil listrik, jadi tidak hanya tempat pembuangan sampah.
“Sampah bisa jadi solusi kebutuhan listrik nasional yang mencapai 35 ribu Mega Watt sumbangan dari sampah. Ini hasil kerjasama Pemkot Bekasi dengan PT Nusa Wijaya Abadai yang melakukan inovasi unik, lain daripada yang lain,” jelasnya.
“Sebagai direktur pengelolaan sampah nasional, saya baru pertama kali menemukan teknologi semacam ini di Kota Bekasi untuk mengolah sampah menjadi listrik,” bebernya.
Ini terbilang unik kenapa ? Karena meskipun lahanya sempit namun bisa memusnahkan sampah, 100 ton per hari, nanti kalau sudah berjalan semua, target sehari bisa 2500 ton sampah per hari, dan mampu menghasilkan 34 Mega Watt.
“Saya sebagai tim pelaksana pemanfaatan sampah menjadi listrik, akan saya lemparkan ke timnya. Namun tidak kalah pentingnya, andai pak wali juga membuat report yang bagus dan visioner kepada RI 1, sehingga bisa keluar Perpres. Harapannya, PT yang mengelola ini bisa tertolong dengan kebijakan presiden,” jelasnya.
Sebenarnya bukan listriknya yang utama, tapi pemusnahan sampahnya. Akan tetapi jika ada nilai lainnya, kenapa ga dimanfaatkan. Bekasi sekali lagi bagus.
“Saya sudah keliling melihat tempat pengelolaan sampah dari Banda Aceh hingga Papua, bagaimana mereka melakukan menejemen sampah, Bekasi mulai bangkit,” pujinya kepada Walikota Bekasi Rahmat Effendi.
Meskipun ada kekurangan-kekurangan, tapi harus tetap memulai, karena kalau tidak dimulai, kapan lagi?. Dia yakin perusahaan Nusa Wijaya Abadi seiring waktu berjalan akan bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan menutupi kekurangan yang ada.
“Saya tidak bisa membayangkan jika semua kabupaten/kota di Indonesia, bisa melakukan inovasi seperti yang dilakukan Kota Bekasi. Berapa banyak energi listrik yang bisa kita hasilkan,” jelasnya.
“Se-Indonesia, yang saya temui, baru Kota Bekasi yang mengolah sampah menjadi listrik dengan teknologi semacam ini. Karena di dalam Perpres Kota Bekasi ga masuk, karenanya saya berserta tim akan bicarakan di tingkat pusat, bahwa Kota Bekasi sudah melakukan, ada fisiknya, sudah berjalan pengolahannya,” paparnya.
“Meskipun masih ada sedikit bau, tapi coba kedepan di cek lagi, semoga sudah tidak ada bau, karena ini masih dalam perbaikan, kalo nanti masih bau, silahkan laporkan ke saya,” tambahnya.
“Saya berharap perusahaan yang menangani ini mengikuti permen yang berlaku, Permen LHK, No 70 terkait Emisi gas buang, kemudian dokumen lingkungannya di buat juga,” katanya menambahkan.(sam/bon)