Kota Cilegon, SpiritNews-Peserta Kirab Pemuda 2017 Kelompok Zona A (Aceh sampai Blitar) hari ini tiba di Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Peserta ini berjumlah 34 perwakilan provinsi dan 2 orang perwakilan ogranisasi pemuda dan disambut Walikotà Cilegon dipendopo kantor walikota, Kamis (23/11/2017).
Setelah melakukan ramah tamah, para peserta dibawa mengunjungi Musium Negara Provinsi Banten untuk melihat penunggalan bersejarah di wilayah Banten yang disambut oleh Assisten Deputi Bidang Standarisasi Infrastruktur Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), H. Zainal Amini dan Kepala Bidang Standarisasi Organisasi dan Sarana Prasarana Pemuda, Anwar. Para peserta dipandu pihak musium memperkenalkan seluruh isi musium.
Para peserta Zona A ini sudah berjalan sejak menempuh 16 titik dengan waktu perjalanan hampir 2 bulan. Banyak suka dan duka yang dialami oleh para peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang diutarakan Novian Aulia (23), asal Lhoksumawe – Aceh, singgah di 16 titik membuatnya mengenal Seni dan Budaya tiap daerah.
“Wisata dan keindahan alam, namun juga masih ditemukan hal pembangunan yang belum maksimal, seperti masih ada jalan rusak, berlumpur dan berlubang, sehingga hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah,” kata Novian Aulia.
Dalam perjalanan di Zona A, para peserta mengagumi Kepulauan Miangngas ujung utara Indonesia yang memiliki keindahan alam, budaya, seni dan wisata.
Kepulauan ini hanya dihuni 700 orang. Rasa kebhinekaan dan solidaritas keagamaan yang cukup baik, sehingga slogan “berani bersatu” sangat tepat di wilayah tersebut.
“Kegiatan para peserta Kirab Pemuda disetiap titik diantaranya pawai budaya, membaca kita suci, bakti sosial. Event ini juga menjadikan para peserta bisa saling berbagi informasi daerah masing-masing,” tutur Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda Banten, Yusup Soufi.
Selanjutnya, para peserta dilepas untuk melanjutkan perjalanan menuju DKI Jakarta dengan finish perjalanan di Kabupaten Blitar.
“Kami memberikan cinderamata kepada seluruh rombongan yaitu berupa romal, syal dalam 1 tas rajutan hasil karya masyarakat Badui yang langsung dikenakan oleh para peserta,” jeasnya.(sam)
