Jakarta, SpiritNews-Kendati erupsi Gunung Agung Bali terus meningkat, hinnga akhirnya pemerintah meningkatkan status dari siaga menjadi awas, namun PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) memastikan seluruh layanan komunikasi data, percakapan ataupun SMS di sekitar Gunung Agung, dan di seluruh Bali masih aman dan tidak terjadi gangguan apapun.
Sehingga tetap dapat melayani masyarakat dengan baik. Meski demikian, kewaspadaan terus dilakukan dan langkah-langkah antisipasi atas segala kemungkinan telah disiapkan.
Caretaker Vice President East Region XL Axiata, Mochamad Imam Mualim, memastikan tidak ada Base Transceiver Station (BTS) XL Axiata yang mengalami gangguan, termasuk di daerah yang masuk wilayah bencana.
“Namun untuk antisipasi, kami telah menyiapkan langkah-langkah darurat seandainya bencana terus meningkat sehingga mengganggu operational BTS-BTS yang ada di sekitar lokasi bencana. Yang jelas, kami akan terus standby menjaga jaringan agar tetap bisa beroperasi karena di saat genting seperti ini sarana telekomunikasi menjadi sangat diperlukan, termasuk bagi aparat yang terlibat dalam penanganan dampak bencana,” kata Imam kepada wartawan, Rabu (29/11/2017).
Dikatakan, XL Axiata memiliki 13 unit BTS yang berada di radius berbahaya 12 km. Dilengkapi dengan back-up jaringan untuk meningkatkan kapasitas trafik di setiap BTS di dekat area pengungsian.
“Untuk mengantisipasi pasokan listrik, XL Axiata menyiapkan puluhan genset guna mendukung operasional BTS. Kami juga telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan perusahaan penyedia menara telekomunikasi untuk mengantisipasi gangguan jaringan komunikasi di sekitar Gunung Agung,” paparnya.
Penanganan jaringan XL Axiata di sekitar Gunung Agung kini menjadi tanggung jawab bersama tim jaringan XL Axiata di Denpasar, Bangli, dan Karang Asem.
Jumlah BTS milik XL Axiata yang berada di sekitar Gunung Agung ada 33 BTS (2G/3G/4G). Sementara itu di seluruh Bali, XL Axiata memiliki lebih dari 3000 BTS (2G/3G/4G).
“Sebagai perusahaan telekomunikasi, XL Axiata juga sudah memberikan bantuan sarana telekomunikasi, antara lain berupa telepon umum gratis (TUG), kartu SIM, dan akses internet, di lokasi pengungsian,” jelasnya.
“Sarana ini akan bisa membantu kebutuhan komunikasi warga korban, dan juga bisa dimanfaatkan oleh aparat untuk penanganan korban,” tambahnya.(sam)