Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Berdasarkan adanya laporan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari salah seorang guru, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung menindak lanjuti.
Rumah tersebut adalah milik Wawan (43) yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh di salah satu toko bangunan.
Wawan yang merupakan warga Gang Nusa Indah IV, RT 004/001, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta memiliki tiga anak. Wawan menjadi menjadi tulang punggung keluarganya, sementar ia dan anak-anaknya ditinggal oleh istrinya karena gangguan jiwa.
Wawan mengaku, tidak sepenuhnya bisa mengontrol anak-anaknya karena harus bekerja seharian. Salah seorang anaknya, Adi Setiawan (17) sejak tiga tahun lalu harus putus sekolah akibat sering bermain di Warung Internet (Warnet).
“Ia diketahui lebih memilih menghabiskan waktu di warnet setiap hari dan tidak sampai ke sekolah sejak kelas 1 SMP,” kata Wawan.
“Ya, kondisinya seperti ini. Ibu mereka pergi gak tahu kemana karena gangguan jiwa. Anak pertama sudah tidak sekolah, padahal sering saya suruh, tapi kata temannya gak pernah nyampe ke sekolah malah main di Warnet. Anak kedua dan ketiga masih sekolah,” jelasnya.
Diakuinya, Adi Setiawan yang sehari harinya bekerja membantu saudaranya yang memiliki lapak jualan daging di Pasar Ki Sunda tak jauh dari rumahnya.
Mendengar itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kemudian menawarkan modal usaha mandiri untuk Adi dengan syarat di tahun ajaran baru mendatang, dia harus melanjutkan sekolah.
“Mau jualan atau mau lanjut sekolah. Saya kasih modal mau gak ? Kenapa gak lanjut sekolah ? SD dan SMP di Purwakarta mah kan gratis,” kata Dedi kepada Adi.
Adi tampak diam mendengar tawaran dari Bupati Dedi Mulyadi. Setelah ditanya kembali, sambil mengangguk, ia menyatakan menerima tawaran modal usaha dengan syarat yang diajukan oleh Bupati Purwakarta dua periode itu.
“Nah begitu, harus mau. Sekolahnya harus rajin, harus rajin bantu bapak juga,” tegas Dedi.
Selain Adi, Wawan juga memiliki anak bungsu bernama Ari Gustiawan (9) yang masih duduk di kelas 2 SDN 7 Nageri Kaler.
Ari selalu menangis saat dimintai sumbangan beras perelek setiap hari Kamis sebanyak satu gelas oleh gurunya. Karena berada dalam kondisi ekonomi tidak mampu, keluarga Ari mendapatkan bantuan dari murid-murid SD tersebut sebanyak setengah karung beras dalam setiap minggunya.
“Iya Alhamdulillah. Artinya program Beras Welas Asih sudah berjalan. Saya juga terima kasih kepada ibu guru, saya jadi tahu kondisi keluarga Pak Wawan,” pungkas Dedi.
Sementara itu, rumah milik Wawan juga diperbaiki melalui program perbaikan Rutilahu dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta.(reg)