Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Selama 6 bulan terakhir, Emak Amah (67) harus merawat suaminya, Abah Iyam (80) sendirian.
Abah Iyam diketahui terbaring lemah akibat penyakit stroke yang ia derita. Usaha berjualan gado-gado yang ditekuni oleh Emak Amah pun harus terhenti akibat modalnya habis untuk berobat sang suami.
Melihat kedatangan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Kampung Cihideung, Kelurahan Ciseureuh, Sabtu (16/12/2017) untuk menjenguk Koko, pria yang pingsan saat mengambil raport anaknya. Emak Amah langsung berlari dan menghampiri orang nomor satu di Purwakarta tersebut. Perempuan renta itu meminta Dedi agar mau menjenguk suaminya.
“Hoyong dilongok. Si Abah keuna stroke, sugan tiasa diubaran aya bapak mah. (Mau ditengok. Si Abah kena stroke, mungkin bisa diobati kalau ada bapak mah),” ujar Emak Amah sambil berderai air mata.
Dedi yang memang dikenal responsif dalam memberikan solusi atas permasalahan warganya itu langsung memintanya menunjukan rumah tempat Abah Iyam berbaring. Perempuan dua anak itu kemudian menarik tangan Dedi menuju rumah yang dimaksud.
“Emak teh kapungkur mah dagang lotek tapi modalna ayeuna seep dianggo berobat Abah (Emak dulu jualan gado-gado. Tapi modalnya sekarang habis dipakai berobat Abah),” tutur Emak Amah diikuti tangisan kembali.
Akibat penyakit stroke itu, Abah Iyam yang saat sembuh membantu Emak Amah berjualan gado-gado, otomatis tidak bisa menjalankan rutinitasnya. Kini, ia hanya bisa terbaring bahkan tidak mampu lagi berkata-kata. Kondisi tersebut menjadikan keluarga Emak Amah terus didera kesedihan.
Melihat kondisi Abah Iyam, Dedi meminta agar Emak Amah sabar dan ikhlas dalam mengurus suaminya itu. Ia pun siap mengusahakan kesembuhan Abah Iyam. Meski diketahui, stroke merupakan penyakit yang sulit disembuhkan.
“Emak kudu sabar, kudu kuat, stroke mah sesah dicageurkeuna oge, tapi emak kudu ikhlas ngurus Abah nya. (Emak harus sabar, harus kuat, stroke sulit disembuhkan, tapi emak harus ikhlas ngurus Abah),” kata Dedi.
Demi mengurangi beban Emak Amah dan keluarga, Dedi kemudian memberikan modal usaha agar Emak Amah dapat kembali berjualan gado-gado. Selain itu, kursi roda pun diberikan oleh Dedi agar Abah Iyam dapat dibawa berjalan-jalan ke luar rumah untuk proses penyembuhan.
“Emak jangan nangis terus, ini modal usaha biar emak jualan gado-gado lagi. Nanti kursi roda buat Abah diantarkan kesini,” ujar Dedi.
Pentingnya Asuransi Hari Tua
Menurut Dedi, kondisi Emak Amah dan Abah Iyam merupakan potret keluarga kurang mampu saat menjalani hari tua. Kata dia, seharusnya pemerintah berani menggulirkan Program Asuransi Hari Tua bagi warga kurang mampu.
“Saya kira ini potret kondisi keluarga kurang mampu di hari tua. Masalahnya, mereka tidak memiliki jaminan hidup dan kesehatan. Ke depan, pemerintah harus berani menggulirkan Program Asuransi Hari Tua,” cetusnya.
Program ini menurut Dedi bukanlah tanpa dasar. Ia mengatakan, pemerintah harus hadir memberikan perlindungan kepada keluarga dengan kriteria sama seperti Emak Amah dan Abah Iyam.
“Pegawai kan ada dana pensiun. Keluarga kurang mampu juga harus ada dong. Itu kan solusi perlindungan negara terhadap mereka,” pungkasnya.(rls/SpiritNews)