Mendikbud: Pastikan UN 2018 Tidak Memuat Soal Esai

  • Whatsapp
Suasana ujian nasional berbasis komputer
Suasana ujian nasional berbasis komputer

Jakarta, SpiritNews-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan tidak pada soal Ujian Nasional (UN) di 2018 yang berbentuk esai.
Menurut Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno, sistem yang diterapkan pada UN tahun depan masih sama dengan tahun ini.
Totok pun mengatakan kalau soal esai hanya akan diberikan saat USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional).
Untuk teknisnya, pelaksanaan USBN merupakan otoritas sekolah masing-masing, sehingga pemerintah pusat tidak ikut serta dalam pembuatan soal maupun kesiapan pelaksanaannya.
“Secara sistem untuk UN, enggak ada beda [dengan tahun ini],” ucap Totok saat ditemui di kantornya pada kamis (21/12/2017).
Lebih lanjut, Totok tidak menampik akan ada modifikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan UN tahun depan.
Misalnya, untuk mata pelajaran matematika telah direncanakan ada sejumlah soal isian yang diselipkan di tengah-tengah soal pilihan ganda.
“Kira-kira ada 4 soal. Supaya siswa mengisi sendiri, enggak sekadar memilih. Ini untuk melatih secara sederhana. Tapi ini bentuknya isian ya, bukan esai,” ungkap Totok.
Adapun Totok menilai perubahan yang akan dilakukan itu bukanlah hal yang bersifat luar biasa. Oleh karena itu, Totok meminta agar masyarakat tidak perlu panik dengan modifikasi yang akan dilakukan.
“Dari yang tadinya ada pilihan jawaban, jadi tidak ada. Tingkat kesulitannya tetap sama. Soal isian itu pun hanya 10 persen dari total, dan dimaksudkan menjadi jawaban sehingga tidak spekulatif,” kata Totok lagi.
Saat disinggung mengenai kemampuan teknologi yang digunakan untuk memeriksa jawaban UN, Totok pun mengaku infrastruktur telah siap.
“Tapi bisanya memang masih untuk yang isian saja. Kalau esai, komputernya belum bisa,” ujar Totok.
Masih dalam kesempatan yang sama, Totok turut menyampaikan kalau target pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tahun depan untuk yang tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebesar 100 persen.
Target tersebut diakui Totok cukup tinggi mengingat di tahun ini peserta UN di tingkat SMA dan SMK yang menggunakan komputer baru 60 persen.
Sementara itu untuk target siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dikatakan Totok adalah sebesar 80 persen. Pada tahun ini, tingkat realisasinya masih kurang dari 40 persen.
Rendahnya tingkat realisasi Ujian Nasional (UN) dengan menggunakan komputer disebabkan faktor kepemilikan karena ada sejumlah sekolah yang belum memiliki komputer yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengerjakan soal UN.
“Makanya untuk yang belum punya komputer, bisa berbagi dengan sekolah lain. Misal UN SMA sudah selesai dan ada jadwal UN SMP, maka murid SMP bisa menggunakan fasilitas di SMA/SMK,” ucap Totok.(SpiritNews/tirto)

Pos terkait