Kabupaten Subang, SpiritNews-Warga Desa Parapatan, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang terlihat haru sekaligus tertawa renyah. Suara tawa mereka pecah karena lawakan pelawak Sunda Ohang yang menghibur dalam acara syukuran tokoh masyarakat sempat, Rahmat (59).
Sementara suasana haru muncul, saat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta salah seorang warga secara acak untuk naik ke atas panggung. Warga tersebut bernama Rusminah (52), seorang penjual jagung keliling. Setiap hari, ia menjajakan jagung rebus kepada warga sekitar dengan harga Rp 3 ribu.
Dari atas panggung, menjawab pertanyaan dari Dedi, Rusminah berbagi cerita tentang getirnya kehidupan yang harus dia alami. Ibu delapan anak itu terpaksa banting tulang memenuhi kebutuhan keluarga. Dua kali dia menikah, dua kali pula bercerai karena suaminya enggan memberikan nafkah yang cukup.
“Mak inget ka salaki, salaki kahiji kabur ka Indramayu, malah ninggalkeun budak genep. (Mak ingat ke suami, suami pertama kabur ke Indramayu, malah meninggalkan enam anak),” kenang Rusminah, Sabtu (23/12/2017).
Sementara itu, suami kedua Rusminah yang memberinya dua anak juga dianggapnya tidak bertanggungjawab kepada keluarga.
Setiap hari, ia hanya memberikan uang sebesar Rp 10 ribu kepada Mak Rus untuk memenuhi risiko dapur. Padahal, jumlah tersebut jauh dari cukup. Belakangan, suami keduanya itu juga menceraikannya.
Kondisi inilah yang membuat wanita yang akrab disapa Mak Rus itu harus berjuang sendirian berjualan jagung rebus milik tuannya. Meski berusaha keras, penghasilan janda yang selama diatas panggung dihibur oleh pelawak Ohang itu hanya berkisar antara Rp 10 – 15 ribu.
Jagung rebus dengan harga pokok Rp 2,5 ribu itu ia jual kembali kepada pelangggan dengan harga Rp 3 ribu. Artinya, Mak Rus mendapatkan keuntungan Rp 500 dari setiap jagung rebus yang terjual. “Ya dicukup-cukupkan saja. Mau bagaimana lagi,” katanya.
Nasib Mak Rus sebagai penjual jagung rebus keliling nampaknya mulai besok akan berubah. Bermodal Rp 5 Juta yang diberikan oleh Dedi Mulyadi, Mak Rus kini dapat membeli jagung sendiri untuk dijual kembali.
“Mak ini jauh berkualitas hidupnya, karena tidak pernah mengeluh. Ia terus bekerja keras,” tutur Dedi.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi mengungkapkan, problem sejenis juga didera bukan saja oleh Mak Rus. Masyarakat pinggiran yang lain, menurut Dedi juga merasakan problem yang sama. Padahal, keinginan mereka itu tidaklah muluk-muluk.
“Orang seperti Mak Rus ini hanya ingin rumahnya yang tidak layak diperbaiki. Orang seperti Mak Rus ini juga hanya ingin kalau sakit ada yang mengobati, dokternya datang ke rumah. Orang seperti Mak Rus ini juga hanya ingin beras yang mereka konsumsi itu layak, kelas premium,” pungkasnya.(rls/SpiritNews)