Banda Aceh, SpiritNews– Pemerintah Aceh berencana membeli pesawat terbang jenis N219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), dengan opsi untuk mengembangkan fasilitas produksi N219, kedirgantaraan serta antariksa di Aceh.
Untuk itu Pemerintah Aceh akan memfasilitasi lokasi area untuk keperluan beridirinya fasilitas kedirgantaraan tersebut.
Sebagaimana dikutip dari Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin, hal tersebut dibahas dalam pertemuan antara Pemerintah Aceh dengan PT Dirgantara Indonesia, di Bandung pada 19 Desember 2017 lalu.
Mulyadi Nurdin menambahkan bahwa dalam kesempatan itu turut ditandatangani kesepakatan untuk melakukan kerjasama strategis antara Pemerintah Aceh dan PT Dirgantara Indonesia.
Dari Pemerintah Aceh ditandatangani oleh Penasehat khusus Gubernur Aceh, Capt. Muchammad Nasrun Natsir, sedangkan dari pihak PT Dirgantara Indonesia (PTDI) oleh Kepala Divisi Penjualan PT Dirgantara Indonesia (Persero), Ade Yuyu Wahyuna.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin menjelaskan, bahwa pada kesempatan itu, pemeritah Aceh juga menyampaikan rencana untuk mengembangkan fasilitas dirgantara dan antariksa, antara lain, Aero City dengan fasilitasnya, termasuk kawasan industri dan MRO (Maintenance Repair Overhaul).
“Pemerintah Aceh akan membangun tiga Kawasan Ekonomi Khusus yang akan didukung oleh transportasi yang terintegrasi,” ujar Mulyadi Nurdin mengutip kesepakatan tersebut.
Merespon rencana tersebut, PTDI akan memberikan proposal terkait dengan pembentukan fasilitas final assembly lines N219, termasuk program pengembangan SDM putra daerah Aceh dalam bidang industri kedirgantaraan .
Proposal tersebut akan disampaikan kepada pemerintah Aceh pada akhir Januari 2018 mendatang.
Terkait dengan rencana Aceh membentuk Aero city, PTDI akan mempelajari kemungkinan untuk pendirian fasilitas ISH (Indonesia Service Hub) di Aceh, untuk menangkap costumer dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Adapun N219 merupakan pesawat penumpang berkapasitas 19 orang yang digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi pratt and whitney aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP.
Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil. PTDI sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada 16 Agustus 2017 lalu. (mah)