Kabupaten Karawang, SpiritNews-Ribuan warga memadati lapangan dekat rumah Untung (56), tokoh masyarakat Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.
Di halaman rumah yang sangat luas itu, mereka hadir menyaksikan suguhan kesenian dari Karavan Seni Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi, selain dikenal sebagai Bupati Purwakarta, juga dikenal sebagai Budayawan Sunda. Kader terbaik Nadhatul Ulama di Purwakarta itu juga memiliki kelompok seni yang selalu hadir jika diundang di acara hajatan warga.
Pemangku hajat, Untung, memang beruntung malam tersebut. Resepsi pernikahan anaknya dimeriahkan oleh Karavan Seni Dedi Mulyadi sehingga menyedot perhatian seluruh warga di desa tempat tinggalnya.
“Kami merasa terhormat, Kang Dedi dan rombongan seninya bersedia memeriahkan acara pernikahan anak kami. Warga juga ‘manco’ (tidak beranjak.red) sampai akhir acara ini,” ungkap Untung di lokasi acara, Jum’at (12/1/2018), dini hari.
Karavan Seni Dedi Mulyadi sendiri beranggotakan 9 personel. Mereka biasa menyajikan genre musik etnik khas Sunda lengkap dengan sya’ir dan tarian Asmaul Husna dalam setiap kesempatan tampil. Ditambah, pelawak Sunda Ohang juga turut menghibur warga dengan joke (candaan.red) khas orang Sunda.
Salah seorang warga, Kasim (45) mengaku terhibur. Ia diketahui hadir bersama istri dan kedua anaknya. Kasim mengatakan dalam acara yang dia hadiri, ia bisa menemukan unsur budaya, religi sekaligus kepedulian sosial kepada sesama.
“Budaya Sundanya ada, Kang Dedi juga nge-dalang tadi, Kang Ohang dan Kang Aep Bancet jadi wayangnya. Nge-dalangnya juga ‘ngeusi’ (berisi), tentang ajaran Islam,” katanya terkesan.
Kewalahan dan Menolak Tarif Rp 40 Juta
Dedi Mulyadi sendiri saat dikonfirmasi Jum’at (12/1/2018) pagi mengaku kewalahan menerima undangan dari warga dari berbagai daerah.
Kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah Pantura dan tidak sedikit undangan yang berasal dari wilayah Priangan.
Bahkan, para pemangku hajat tersebut sering menawarkan tarif sebesar Rp 40 juta karena keinginan yang kuat untuk menyaksikan penampilan Karavan Seni tersebut.
“Saya sendiri sebenarnya kewalahan memenuhi undangan yang hajat. Mulai dari hajat khitanan, nikahan, sampai peresmian kantor. Mereka sering menawarkan tarif, ayo lah Kang Dedi dan rombongan hadir, ini ada Rp40 Juta,” katanya menirukan tawaran itu.
Dedi sendiri memandang, kehadiran dirinya dan rombongan dalam setiap acara hajatan adalah hitung-hitung kondangan.
“Kita mah hadir itung-itung kondangan saja,” pungkasnya.(rls/SpiritNews)