Kota Bekasi, SpiritNews-Untuk menekan kenaikan harga sembako, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Baru Kranji, Amas, menggandeng Bulog untuk melaksanakan operasi pasar murah.
Bahkan, kata Amas, dia bersama jajaran UPTD Pasar Baru Kranji juga kerap turun langsung untuk melakukan pengecekan sejumlah harga sembako.
Menurutnya, kenaikan harga pada sejumlah sembako memang turut mempengaruhi pergerakan perekonomian di salah satu Pasar Tradisional yamg dimiliki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi ini.
“Setiap Senin dan Rabu itu, kita langsung turun ke lapangan. Bahkan dihari-hari besar seperti hari Natal, Tahun Baru dan Hari Raya, kita cek setiap hari,” kata Amas, saat disambangi SpiritNews, di ruang kerjanya, Jumat (12/1/2018).
Apabila ada kenaikan harga Komoditas sembako yang mengalami kenaikan yang tidak wajar, kata Amas, akan dilaporkan ke Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera).
Sedangkan komoditas yang paling sering mengalami perubahan harga, lanjut Amas, adalah Cabai, Bawang Merah/putih dan minyam makan.
“Ketika kami merasa ada harga komoditas Sembako yang mengalami kenaikan harga yang tidak wajar, maka kami akan menghubungi Bulog untuk melakukan operasi pasar murah, dan dari pengalaman saya, itu (operasi pasar murah) memang berhasil,” terangnya.
Menurut pengalaman Amas, kenaikan harga yang fantastis pernah terjadi pada komoditas Bawang Putih, di Pasar Baru Kranji sendiri, kata Amas, harganya tembus mencapai Rp 60.000 per kilogram.
“Saat itu, saya mengambil kebijakan, saya menghubungi Bulog untuk melakukan Operasi murah. Bulog menjual dengan harga Rp 15.000 per kilogram sedangkan pedagang menjualnya Rp 60.000 – 65.000 per kilogram, otomatis pedagangpun menurunkan harga,” jelasnya.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi kenaikan harga komoditas Sembako yang terjadi di Pasar Tradisional saat menjelang hari-hari besar, lanjut Amas, dikarenakan tingginya permintaan oleh konsumen.
Meski begitu, Amas menghimbau para pedagang untuk tidak menaikkan harga komoditas sembako diluar dari harga yang sewajarnya.
“Karena kalau tidak asa keseimbangan, roda perekonomian tiu otomatis tidak akan berputas,” pungkasnya.(bon)