Kabupaten Cianjur, SpiritNews-Kondisi Otim (50) dan Dude (40) membuat bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merasa prihatin. Pasalnya, pasangan tersebut sudah memiliki 13 orang anak dan tinggal di dalam sebuah gubuk berukuran 3×2 meter yang hampir roboh.
Atas permintaan seorang netizen, Dedi mendatangi kediaman mereka di Kampung Pasir Cikur Desa Neggalamekar, Ciranjang, Cianjur Jawa Barat, Minggu (21/1/2018).
Berdasarkan pantauan, gubuk tersebut memang sangat memprihatinkan. Selain hanya berdinding anyaman bambu, gubuk yang berdiri di atas tanah berkontur miring itu juga sudah ditopang oleh batang bambu.
“Saya diberitahu salah satu follower di sosmed, katanya disini ada keluarga yang membutuhkan bantuan. Selesai acara di Sukabumi tadi saya langsung kesini. Ternyata memang benar,” tutur Dedi di lokasi.
Dari hasil perbincangan antara Dedi dan Dude, istri Otim, diperoleh fakta mengejutkan. Ia mengaku sudah 14 kali melahirkan tetapi hanya ada 7 anaknya yang masih hidup. Sementara, sisanya diketahui sudah meninggal dunia.
“Kalau dihitung sudah 14 kali saya melahirkan Kang, tapi anak yang masih ada cuma 7. Sisanya sudah meninggal,” ujar Dude.
Alasan karena sering sakit-sakitan membuat pasangan tersebut tidak mengikuti Program Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah.
Dude pun mengaku kerepotan mengatur risiko dapur sehari-hari karena suaminya hanya berprofesi sebagai kuli cangkul. Uang sebesar Rp15 ribu – Rp30 ribu diperolehnya dari pekerjaan tersebut.
“Pendapat suami masih kurang Pak. Ini juga lahan rumah punya saudara, repot kalau tidur bertumpuk karena sempit,” ujarnya.
Perbincangan itu ditutup dengan permintaan Dedi kepada warga dan aparat desa setempat untuk membantu merobohkan rumah Otim dan Dude. Sebagai gantinya, Dedi yang memang dikenal dermawan dan cepat tanggap terhadap keluhan itu memberikan bantuan pembangunan rumah baru.
“Ayo Bapak-bapak, kita bantu Pak Otim. Kita robohkan dulu rumahnya ini,” kata Dedi.
Masalah Klasik di Jawa Barat
Dedi menilai, masalah yang tengah didera oleh keluarga tersebut merupakan masalah klasik di Jawa Barat. Dia melakukan analisa bahwa Program Keluarga Berencana dan Program Pembangunan Rutilahu harus terus diefektifkan.
“Ini masalah sosial yang harus segera diselesaikan karena sudah menjadi masalah klasik di Jawa Barat. Kondisi keluarga kurang mampu, belum lagi anak banyak. Program Keluarga Berencana dan Program Pembangunan Rutilahu kita efektifkan lagi,” pungkasnya. (reg)