Imah Noong Sediakan Tiga Teropong untuk lihat Gerhana Bulan

  • Whatsapp
Alat peneropong yang akan digunakan oleh para komunitas astronomi untuk melihat gerhana bulan malam nanti di rumah noong lembang kab. Bandung barat
Alat peneropong yang akan digunakan oleh para komunitas astronomi untuk melihat gerhana bulan malam nanti di rumah noong lembang kab. Bandung barat

Kabupaten Bandung Barat, SpirtNews-Fenomena Gerhana bulan total yang akan terjadi hari ini pukul 18.48 WIB dengan ditandai terlebih dahulu bulan mulai memasuki bayangan umbra bumi, sehingga bayangan hitam mulai muncul di permukaan bulan dan bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi bulan setengah atau bulan sabit, setelah itu pada puncaknya bulan akan terlihat kemerahan pukul 19.52 hingga 21.08 WIB.

Dengan adanya fenomena ini, Imah Noong yang merupakan tempat kampung edu wisata astronom, yang terletak di Kampung Areng RT 2/12, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, menyelenggarakan kegiatan pemantauan aktivitas Gerhana bulan total dengan tema “Spektakel Samagaha”.

Pendiri Imah Noong, Hendro Setyanto menjelaskan Spektakel Samagaha ini pada dasarnya ini merupakan kegiatan rutin setiap kali ada Gerhana bulan total.

“Dahulu kami pertama kali menyebutnya ‘ngawangkong samagaha’, sekarang pun sebenarnya spektakel ngawangkong samagaha,” katanya saat ditemui di Imah Noong, Selasa (30/1/2018).

Hendro pun mengungkapkan kegiatan spektakel ini untuk mengapresiasi gerhana sebagai fenomena alam dari sudut seni, budaya, religi, dan sains. Sehingga, dalam kegiatan ini pun disediakan panggung pentas hiburan seni budaya, kemudian ada pula pengamatan gerhana dengam teleskop, serta tentu menyelenggarakan takbiran dan salat gerhana.

“Kami akan mulai kegiatan bada Asar. Lalu kalau dari budaya juga kami ingin mencoba menghadirkan tradisi memukul kentongan sebagai tradisi kearifan lokal. Namun, kami masih mencari pula lesung yang ingin dipukulnya,” ujarnya seraya menyebut untuk seni tari mempersilakan anak-anak wilayah sekitar Imah Noong yang miliki bakat dipersilakan.

Bukan hanya itu, rangkaian lainnya seperti seputar gerhana atau astronomi pun tersaji dengan kegiatan pengamatan tetap berjalan saat diskusi.

“Sekarang sudah ada 100 lebih yang konfirmasi semuanya dari luar. Jika ditambah dengan warga sekitar ya bisa banyak sekali. Tapi kami batasi sekitar 100-150 orang,” ujarnya.

Melibatkan masyarakat sekitar Imah Noong, Hendro mengakui karena mereka bagian dari Imah Noong sehingga kegiatan spektakel ini menjadi kegiatan bersama. Adapun untuk penyelenggaraan salat gerhana, Hendro mengatakan tidak akan dilaksanakan di musalatorium, melainkan di masjid terdekat Imah Noong, yakni Masjid Nurul Huda yang hanya berjarak beberapa meter saja.

“Saya juga undang rekan saya alumni ITB astronom 93′ untuk lakukan reuni dan ini menjadi awal rangkaian dari angkatan 93 sampai puncaknya pada 28 Juli,” katanya.

Sedangkan untuk pengamatannya nanti, Imah Noong menyiapkan sebanyak tiga teropong atau teleskop serta satu teleskop utama, sehingga total ada empat teleskop dengan semua tersimpan di luar agar masyarakat dapat leluasa untuk mengamati fenomena gerhan nanti.

“Untuk tradisi umat Islam biasanya saat gerhana ya takbir, salat, dan sodaqoh. Nah biasanya sodaqoh yang jarang dilakukan,” ujarnya seraya menyebut kegiatan ini menjadi persiapan kegiatan pada Juli dengan fenomena yang sama, guna mengukur antusias warga masyarakat terkait fenomena gerhana.(gus)

Pos terkait