Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Burhan Duseng (38), seorang Tenaga Harian Lepas (THL) di RS Bayu Asih Purwakarta menuturkan sebuah kisah. Ia mengaku pernah mendapatkan perintah dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk mengantarkan jenazah ke Padang dan Bengkulu.
Bahkan, dirinya pernah menginjakan kaki di Provinsi Jambi, untuk keperluan yang sama. Burhan memang diserahi tugas sebagai sopir ambulance on call yang harus siap sedia selama 24 jam kapanpun dibutuhkan.
“Saya pernah mengantarkan jenazah ke tiga daerah di Sumatera. Iya, diberikan tugas sama Pak Bupati. Saya pernah Padang, Bengkulu, dan Jambi,” kenangnya di sela acara pamitan Bupati Purwakarta di Bale Sawala Yudhistira, Selasa (30/1/2018) sore.
Acara pamitan itu dihadiri oleh seluruh petugas kesehatan baik dari Rumah Sakit Bayu Asih maupun Dinas Kesehatan Purwakarta.
Menurut Burhan, Dedi dikenal sebagai pemimpin yang memprioritaskan pelayanan bagi warga. Terbukti, pada suatu malam, ia ditelepon oleh seseorang yang tidak dia ketahui nomor teleponnya. Belakangan, ia ketahui bahwa orang tersebut adalah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
“Kalau perintah biasanya dari Pak Dirut kan. Eh, waktu itu ada nomor gak dikenal masuk, gak ada namanya, pas diangkat ternyata Pak Bupati,” ujarnya sambil terkekeh.
Secara SOP, telepon genggam milik Burhan dan rekannya yang lain memang diharuskan untuk selalu on dan merespon setiap panggilan.
Kesibukan Burhan sebagai sopir ambulance on call memang bertambah sejak aduan warga melalui SMS Center maupun aplikasi Ogan Lopian diluncurkan. Meski begitu, ia menganggap pekerjaan yang dilakoni sebagai ladang ibadah.
“Ya, kita harus siap siaga. Kapan pun ada masyarakat yang mengadu lewat SMS Center atau aplikasi Ogan Lopian kita harus siap. Sibuk sih, tapi kita anggap ini ladang ibadah,” tandasnya.
Minta Maaf Sering Ganggu THL
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta maaf kepala seluruh THL Dinas Kesehatan dan RS Bayu Asih yang hadir. Ia mengaku kerap mengganggu waktu istirahan mereka karena panggilan kebutuhan warga Purwakarta.
“Saya berterima kasih sekaligus meminta maaf, sering ganggu, sering telepon di waktu istirahat. Saya juga sering datang malam-malam ke rumah sakit, harus nebus bayi, ada yang butuh ambulance. Mohon maaf sudah merepotkan,” katanya.
Dedi juga mengungkapkan, APBD Purwakarta cukup perform dalam merespon masalah kesehatan warga Purwakarta. Dalam catatannya, setidaknya biaya sebesar Rp30 – Rp35 miliar dihabiskan per tahun untuk menunjang program kesehatan.
“Pesan saya, mari bangun kesehatan yang paripurna. Kita optimalkan pelayanan dokter pemerintah untuk melayani keluarga di Purwakarta. Siapapun warga yang membutuhkan pertolongan, segera tolong. Ini bukan tentang regulasi, ini tentang kemanusiaan,” tandasnya. (rls/SpiritNews)