Kabupaten Karawang, SpiritNews-Seremoni Program Monozukuri untuk Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Karawang,Toyota Indonesia Berbagi Ilmu yang diselenggarakan di Hotel Resinda Karawang, Rabu (31/1/2018)
Toyota menyelenggarakan acara”Toyota Indonesia Berbagi Ilmu” yang dihadiri oleh Direktur Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kementrian Tenaga Kerja, Drs. Bambang Satrio L. MA, Kepala PusdikLat Kementrian Perindustrian, Drs. Mujiono MM., Direktur Pembina SMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Ir. M Bakrun, MM. Ketua Badan Nasional Sertifikat Profesi Ir. Sumarna F. Abdurahman MSc., Beserta Bupati Karawang, Hj dr. Cellica Nurrachadiana .
Acara dilakukan dengan menabuh 11 gendang yang dipimpin Bupati Karawang.
Acara ini merupakan wadah dari 4 agenda utama yaitu “Keizen Goes to School”, Kompetisi “Robotic Training”
Program pemagangan dan sertifikat, serta Donasi alat peragaan Pendidikan ke-4 program tersebut merupakan bagian dari upaya Toyota Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing tinggi.
“Kami ingin berbagi pengetahuan dan keahlian industri khusunya di bidang otomotif bagi para generasi muda sehingga para penerus bangsa ini dapat menjadikan TMMIN sebagai salah satu referensi pengetahuan manufaktur kendaraan di indonesia. Kami membuka diri semaksimal mungkin melakukan transfer keterampilan untuk mendukung pencapaian peningkatan kualitas SDM Indonesia,” ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter.
Toyota Indonesia berupaya untuk mendukung program-program pemerintah yang ditunjukan untuk meningkatkan kapabilitas SDM industri Indonesia, termasuk didalamnya,memperkecil jurang antara keahlian lulusan sekolah vokasi dan pencari kerja dengan kebutuhan industri secara riil.
Agenda utama “Toyota Berbagi Ilmu”
Melalui “Kaizen Goes To School”, Toyota Indonesia menggandeng institusi Universitas, SMK,Balai latihan kerja,dan institusi vokasi lain dalam menciptakan kurikulum berbasis industri serta membangun laboratorium atau ruang praktek industri.Dimulai dengan 9 institusi di Pulau Jawa,termasuk 2 SMK di Karawang,dalam tahap awal di tahun 2017, Toyota Indonesia berharap dapat mengembangkan program “Keizen Goes To School” ke 69 Universitas ,SMK, Balai Latihan kerja dan institusi vokasi lain hingga tahun 2019. Kedepannya,program ini diharapkan dapat meliputi seluruh wilayah indonesia.
Kompetisi Robotik, Toyota Indonesia memfasilitasi minat dan bakat generasi muda di bidang robotik melalui proyek perdana kompetisi robotik.TMMIN menyaring beberapa SMK di Karawang yang mempunyai jurusan elektronik hingga terpilih 3 SMK terbaik (SMKN 1 Karawang, SMK 1 Cikampek, dan SMK Texar Klari) yang diberikan pelajaran mengenai robotik secara general dan kemudian memperoleh pelatihan di PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya).
Siswa dan mengejar dari 3 SMK terbaik ini diberikan pelatihan mengenai robot untuk selanjutnya diikutsertakan untuk keahlian di kompetensi robotik level nasional,kedepan nya hal ini membuka peluang untuk meningkatkan kualitas SDM Karawang sehingga bisa tampil tidak hanya di ajang nasional namun juga merambah ke internasional. Sistem robotik merupakan salah satu pendukung SDM industri dalam meningkatkan keamanan bekerja dan kualitas produk,menjadikan keahlian robotik sebagai salah satu keahlian paling strategis di dunia industri dalam menghadapi kompetisi global.
Program pemagangan dan serifikasi,komitmen selanjutnya yang ditunjukan oleh toyota indonesia di bidang peningkatan kualitas SDM adalah mendukung program pemerintah untuk menciptakan seluruh tenaga kerja indonesia yang tersertifikasi di tahun 2020.kepedulian akan lulusan yang siap berkontribusi di dunia kerja,TMMIN buktikan melalui program pemagangan tersertifikasi dengan berkoordinasi bersama disnaker (Dinas Tenaga Kerja) Karawang. Para lulusana pemagangab TMMIN akan memperoleh sertifikasi yang diakui secara nasional melalui kerjasama dengab LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).Setiap tahun,TMIIN memfasilitasi 120 pencari kerja untuk ikut serta di program pemagangan TMMIN dan akan memperoleh sertifikat dari LSP TMMIN.Sertifikasi ini telah diakui karena selevel dengan sertifikasi yang dikeluarkan oleh BNSP ( Badan Nasional Sertifikasi Profesi ).
Pengembangan kemampuan SDM Indonesia juga diwujudkan dalam bentuk donasi kendaraan berupa 10 unit mobil sebagai alat peraga pendidikan dan pembelajaran.Donasi yang terdiri dari 6unit kijang Innova,3 Avanza,dan 1 Fortuner diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi untuk mengembangkan dan memudahkn para pelajar saat memberikan pelatihan bagi para siswa.TMMIN yang di dukung oleh Disdik Provinsi melakukan standardisasi alat peraga dan mengembangkab kurikulum serta tes kompetensi dengan berkolaborasi bersama Toyota Astra Motor (TAM) yang dibantu oleh Toyota Trainning Cibitung (TTC) Cibitung untuk memberikan training (Soft Skill) bagi pengajar,melakukan pengawasan, dan evakuasi serta PDCA (plan,Do, check,action).
Pengembangan SDM sebagai ujung tombak menjadi focus utama bagi TMMIN.kualitas karyawan dan elemen pendukung lainn yang terlatih akan menghasilkan kendaraan yang berkualitas tinggi karena “Produk yang baik dihasilkan oleh SDM yang baik pula”. Selama lebih dari 45 tahun berada di indonesia,toyota terus berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat serta mengembangkan kegiatan CSR salah satunya di bidang pendidikan dengan semangat “Toyota Berbagi” ( Bersama Membangun Indonesia).
Bupati Karawang, kegiatan ini merupakan hasil evaluasi dirinya saat ke Jerman. Pihaknya sudah beberapa kali rapat dengan manajemen Toyota. “Yang harus dipikirkan soal pemagangan bukan soal sertifikasi saja. Tapi lebih dari itu khususnya perbaikan kurikulum sekolah sebagai penunjang agar bisa diterima di dunia usaha,” katanya.
Hari ini, lanjutnya, bari Badan Latihan Kerja (BLK) yang bisa disesuaikan kurikulumnya dengan dunia induastri dan program pemagangan. “Kami memiliki tim vokasi pusat dan daerah yang baru dinisiasi oleh Toyota,” katanya.
Dijelaskan, saat ini pihaknya memiliki pilot projek SMK yang sudah berjalan tiga tahun dan lebih mengedepankan praktek daripada teori. Sehingga yang diharapkan dimana pengusaha memakai pekerja yang ber KTP Karawang dan pengusaha mendapat tenaga kerja yang memiliki kemampuan. “Maka harus ada perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja. Memang belum semua SMK tapi bari beberapa saja,” katanya.(moy)