Pemda Diminta Dukung Pelatihan Vokasi Bekerja Sama dengan Apindo dan Kadin

  • Whatsapp

Jakarta, SpiritNews-Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan akan memberikan porsi besar untuk pelatihan vokasi, dalam upaya meningkatkan kompetensi pekerja Indonesia. Untuk mendukung percepatan peningkatan kompetensi tersebut, Pemda khususnya Dinas Tenaga Kerja diminta segera mengembangkan pelatihan vokasi dengan bekerjasama industri yang ada di daerahnya masing-masing.

“Dengan demikian pelatihan vokasi bisa memberikan kontribusi cukup besar dalam rangka peningkatan kompetensi pekerja, “ kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri yang diwakili oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Bambang Satrio Lelono saat menutup Rapat Kordinasi bidang pelatihan dan produktivitas Tahun 2018 bertema “Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia Melalui Penguatan Akses dan Mutu Pelatihan Vokasi” di Jakarta, Jum’at (2/2/2018).

Bacaan Lainnya

Ditegaskan Dirjen Bambang, percepatan Kompetensi tenaga kerja tidak bisa hanya dari dunia pendidikan saja tetapi pelatihan kerja juga memiliki peran penting saat ini. “Kita tahu semuanya, saat ini yang menjadi kendala paling besar adalah bukan karena tidak ada lowongan pasar kerja tapi kebutuhan kompetensi di jabatan tersebut belum sesuai, “ ujar Dirjen Bambang.

Dalam sambutannya Bambang menegaskan Menaker Hanif juga mendukung setiap daerah membentuk pelatihan vokasi daerah dan bekerja sama dengan Apindo serta Kadin daerah. “Pelatihan vokasi akan mendapatkan perhatian dan porsi yang cukup besar, “ katanya.

Dirjen Bambang berharap setelah Rakor Lattas, pihaknya akan bekerja dengan cepat agar bisa mencapai target penyerapan anggaran sebesar 70 persen pada bulan Juli 2018 mendatang. Kepada para Kadisnaker secepatnya diminta merancang pembentukan komite pelatihan vokasi daerah.

“Seluruh UPTD dan Disnaker provinsi bisa mensinergikan kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBD, “ kata Dirjen Bambang.

Menyoal pendanaan pelatihan, Bambang mengatakan saat ini alokasi anggaran untuk pelatihan kerja masih sangat jauh dibandingkan untuk pendidikan formal.

“Peran anggaran menjadi sangat penting baik anggaran pusat, daerah atau sumber dari swasta. Kami minta kepada para kepala dinas provinsi/kab/kota untuk mengalokasikan dana APBD untuk pelatihan lebih besar lagi, “ kata Dirjen Bambang.
Menyinggung target pemerintah melatih 1,4 juta orang di tahun 2019 7 Dirjen Bambang mengatakan meski tidak mudah menambah instruktur PNS karena beberapa regulasi KemenpanRB, Kemnaker akan terus berkordinasi pengembangan instruktur yang berstatus PNS.

“Sesuai dengan kesimpulan Rakornas , sangat tepat jika kita semua dalam melaksanakan pelatihan kerja, mengantisipasi kekurangan instruktur, kita bersinergi dengan pihak ketiga seperti industri, “ kata Bambang seraya mengatakan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) BLK diminta segera untuk mengidentifikasi program pelatihan di BLK-BLK sesuai dengan skema yang ada di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan diharapkan seluruh UPTD BLK menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK).(rls/SpiritNews)

Pos terkait