Mahasiswa Harus Siap Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

  • Whatsapp
Dirjen Binapenta & PKK, Maruli Hasoloan membuka IKA Unpad Job Expo

Kota Bandung, SpiritNews-Mahasiswa yang tengah menuntut ilmu harus siap menghadapi  tantangan besar yang terjadi era revolusi industri 4.0 saat ini. Perubahan pola baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan lama.

“Tantangan itu  harus dihadapi sesuai  pola kerja baru  yang tercipta dalam revolusi 4.0. Satu faktor yang penting adalah ketrampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten ditingkatkan,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Dirjen Binapenta & PKK), Maruli Hasoloan mewakili Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri saat membuka IKA Unpad Job Expo, Senin (12/2/2018).

Maruli mengatakan revolusi industri 4.0 merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri. Perubahan pun terjadi dalam dunia industri dewasa ini yang ditandai  berubahnya iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif karena perkembangan teknologi informasi.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan pasar kerja. “Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten, dan inovatif,” jelas Maruli.

“Dunia industri juga harus dapat mengembangkan strategi transformasi dengan mempertimbangkan perkembangan sektor ketenagakerjaan karena transformasi industri akan berhasil dengan adanya tenaga kerja yang kompeten,” paparnya.

Direktur Pendidikan Universitas Padjajaran, Wawan Hermawan, menegaskan, menjadi generasi yang hidup di era revolusi industri 4.0 harus mamiliki daya saing yang tinggi. “Selain unggul di bidang akademik, generasi saat ini juga harus berdaya saing tinggi. Persaingan di luar dana sangat ketat, apalagi sekarang sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” jelas Wawan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofyan Arif, mengatakan, sebanyak 30 % dari 22 juta angkatan kerja di Jawa Barat adalah lulusan SMA/SMK. “Kegiatan jobfair semacam ini adalah kegiatan yang sangat bagus untuk penyerapan angkatan kerja. Selain itu, kedepannya kita juga akan mengarahkan angkatan kerja untuk menjadi wirausaha,” kata Sofyan.(rls/SpiritNews)

Pos terkait