Jakarta, SpiritNews– Kementerian Ketenagakerjaan terus meningkatkan komitmen di bidang kualitas pekerja migran, salah satunya adalah dalam kemampuan Bahasa Inggris.
Langkah nyata yang dilakukan Kemnaker adalah menjalin kerjasama dengan Wall Street English, sebuah lembaga pembelajaran Bahasa Inggris.
“Tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dengan Bahasa Inggris yang bagus, saya harap para PMI mampu bersaing di kancah global,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Bambang Satrio Lelono usai melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Wall Street English, Kamis (8/3/2018).
Bambang mengakui, salah satu kelemahan PMI adalah di bidang bahasa. Padahal, lanjutnya, secara kemampuan teknis PMI mampu bersaing dengan pekerja dari negara lain.
“Kita masih kalah di bidang bahasa, tapi di bidang hospitality kita jauh unggul di banding negara lain,” ujar Bambang.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Bambang, pihak Kemnaker dan Wall Street English sudah melakukan uji coba kerja sama pada tahun 2017.
“Wall Street English sudah mengunjungi beberapa balai latihan kerja Kemnaker dan menentukan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung sebagai pilot project,” tuturnya.
Bambang berharap, Wall Street English dapat menerapkan metode pembelajaran Bahasa Inggris yang menyenangkan, sehingga para peserta akan tertarik dan mudah menyerap materi pembelajaran.
Sementara itu, International CEO Wall Street English David Kedwards mengungkapkan, pada dasarnya Wall Street English memiliki kesamaan misi dengan pemerintah, yakni untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bahasa.
“Metode yang kami gunakan adalah dengan mengombinasikan budaya Indonesia dengan materi yang kita berikan, sehingga akan mudah diterima,” kata David.
Selain itu, untuk memenuhi standar Bahas Inggris global, Wall Street English memiliki pengajar yang berasal dari berbagai negara.
“Kami memiliki pengajar dari negara-negara yang Bahasa Inggrisnya diakui secara global, yakni dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru,” ujar David.(rls/SpiritNews)