Kota Bandung, SpiritNews-Para pemegang saham dan manajemen bank bjb melaporkan kinerja dan pengelolaan perseroan pada tahun 2017, bank bjb berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 2,05 triliun dengan penguatan NPL menjadi sebesar 1,51 %, dibanding tahun lalu sebesar 1,69 %.
Prestasi tersebut terungkap pasca Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan bank bjb Tahun Buku 2017 digelar di Ballroom Hotel Aryaduta, Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Aset perseroan juga tembus menjadi Rp 114,98 triliun dibanding tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 102,32 triliun,” kata Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan, kepada SpiritNews, Minggu (11/3/2018).
Dikatakan, dana pihak ketiga yang diperoleh bank bjb terdapat peningkatan sebesar 11 % y-o-y atau mencatat total dana nasabah sebesar Rp 81,61 triliun.
Total kredit yang sudah disalurkan hingga akhir tahun 2017 mencapai Rp 76,4 triliun atau naik sebesar 11,14 % dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Dari semua segmen kredit yang dimiliki, segmen kredit konsumen tercatat tumbuh sebesar 6,46% menjadi Rp 47,1 triliun y-o-y. Selain itu, segmen komersial juga tumbuh signifikan sebesar 25,19% menjadi Rp13,6 triliun,” katanya.
Selain kinerja keuangan, Perseroan juga melaporkan pengelolaan perusahaan yang disesuaikan dengan POJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dengan peringkat komposit 2 dalam Tingkat Kesehatan Bank.
Hal ini tidak lepas dari pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap Direksi Perseroan yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.
Atas hasil kinerja dan pengelolaan perseroan, RUPST menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan periode 2017 serta pembayaran dividen sebesar 55 % dari laba bersih tahun 2017 atau sebesar Rp 875,58 miliar (Rp 90,3 per lembar saham).
“Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank bjb berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 3,52 % y-o-y. Penetapan dividen pay out ratio ini seiring dengan kinerja perusahaan yang semakin cemerlang dan tingginya rasio kecukupan modal.
“Besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan Perseroan serta sebagai bentuk apresiasi Perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya,” ucapnya.
Dijelaskan, mengenai penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan bank bjb Tahap 1 2017 senilai Rp 1,5 triliun dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan bank bjb Tahap 1 2017 senilai Rp 1 triliun dengan total Rp 2,5 triliun, dimana sisanya sebesar Rp 301.150.000.000,- yang rencananya akan digunakan pada tahun 2018.
“Tahun 2017 adalah sebagai ajang pencapaian prestasi kinerja yang sangat memuaskan sehingga bank bjb mampu mempertahankan prestasi kinerja yang sangat baik dan mampu tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional,” tuturnya.
Prestasi tersebut membentuk optimisme yang kuat bagi bank bjb untuk pencapaian kinerja yang semakin tumbuh berkelanjutan di tahun 2018. Memiliki image yang kuat sebagai bank umum yang sedang berkembang dengan pesat dan menjadi bank nasional.
“Dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi yang semakin baik dan berkembang, mampu membawa bank bjb berada di posisi ke-12 dalam kelompok 115 perbankan nasional di Indonesia,” jelasnya.
Diakuinya, bank bjb adalah bank umum yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan telah go public. Kini telah memiliki jaringan kantor yang hampir menyeluruh di Indonesia.
Bank bjb kini hadir melayani masyarakat Indonesia dalam transaksi perbankan dengan total sebanyak 895 jaringan kantor dan 1.386 ATM yang tersebar di 13 provinsi se-Indonesia.
“Sebagai komitmen untuk membangun Indonesia dan memahami negeri, layanan perbankan bank bjb terus ditingkatkan dengan telah memiliki layanan internet banking dan Mobil banking digital,” ungkapnya.
Berdasarkan RUPST itu, disetujui perubahan direksi. Berikut susunan direksi bank bjb :
Direktur Utama : Ahmad Irfan
Direktur : Agus Gunawan
Direktur : Fermiyanti
Direktur : Nia Kania
Direktur : Suartini
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko : Agus Mulyana
(sam)