Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Penjabat Bupati Purwakarta, M Taufiq Budi Santoso memanfaatkan akhir pekan untuk berkeliling Purwakarta, Sabtu (17/3/2018).
Mantan Kepala Bior (Kabiro) Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tersebut bermaksud menginventarisir masalah dan solusinya.
Usai berkunjung ke Kantor KPU Purwakarta, M Taufiq bergerak menuju RSUD Bayu Asih, rumah sakit milik Pemkab Purwakarta. Disana, dia melakukan inspeksi mendadak dan meninjau gedung baru yang baru saja diresmikan oleh mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
“Hari ini saya berkeliling dulu, ingin menginventarisir masalah dan mencari solusinya. Saya lihat belum ada masalah, tinggal aspek peningkatan saja,” kata Taufiq di RSUD Bayu Asih, Jalan Veteran, Kabupaten Purwakarta.
Taufiq menilai pelayanan dan fasilitas kesehatan di rumah sakit yang menggratiskan biaya pengobatan untuk rakyat miskin itu sudah baik. Atas hal tersebut, dirinya merasa terkesan.
Berdasarkan pengamatannya, dua aspek penting untuk menjamin kesehatan warga Purwakarta itu sudah bertaraf nasional.
“Saya lihat sudah sangat baik karena standarnya sudah nasional, baik pelayanan maupun fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Meski begitu, alumni University of Birmingham tersebut masih menemukan satu kekurangan yakni di sektor keuangan. Menurut dia, biaya operasional RSUD Bayu Asih harus ditambah.
“Ada sisi kekurangan yakni sektor keuangan. Tentunya, kami sebagai penjabat baru akan menyelesaikan kekurangan tersebut dalam waktu cepat,” tegasnya.
Tak ingin berlama-lama di rumah sakit, pria yang juga alumni Institut Teknologi Bandung itu langsung beranjak menuju TPA Cikolotok. Tempat pembuangan akhir sampah tersebut berlokasi di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta.
Senada dengan penilaiannya terhadap pelayanan di RSUD Bayu Asih, M Taufiq juga menyebut open dumping system di TPA Cikolotok sangat baik. Meskipun, ia mengatakan ada sistem sanitary land yang lebih modern akan tetapi butuh investasi sangat besar.
“Ini pengelolannya sudah baik ya, sistemnya open dumping tapi terkelola dengan sistematis. Ada memang sanitary land yang lebih bagus, tapi butuh biaya besar. Kalau melihat posisi sekarang, dinas terkait tinggal menambah armada sampah dan eskavator,” katanya.
Sanitary land atau tepatnya sanitary landfill merupakan cara pengelolaan sampah dengan menimbun, memadatkkan dan menguburnya dengan tanah. Biasanya, sampah tersebut dikumpulkan di sebuah lahan cekung untuk mempermudah prosesnya.
Nostalgia di Bale Indung Rahayu
Belum puas meninjau TPA Cikolotok, M Taufiq rupanya masih penasaran dengan hasil pembangunan pendahulunya di Purwakarta. Sebelum bertolak ke rumah dinas, dirinya terlebih dahulu berkunjung ke Bale Indung Rahayu di Jalan RE Martadinata, Purwakarta.
Salah satu museum diorama digital tersebut menceritakan kisah anak manusia dari mulai dalam kandungan ibu hingga dewasa. Di museum tersebut juga diceritakan perjuangan seorang ibu saat membesarkan anak-anaknya.
Setelah berkeliling, M Taufiq kembali mengungkapkan kesan mendalam tentang pembangunan di Purwakarta. Baginya, pembangunan yang sudah dilakukan ternyata tidak hanya mengedepankan fisik tetapi juga memperhatikan aspek mental manusia.
Ke depan, M Taufiq berjanji akan meningkatkan tingkat promosi tempat-tempat wisata sejenis. Hal ini dilakukan agar para wisatawan semakin banyak berkunjung ke Purwakarta.
“Konsep museum ini luar biasa. Ini mencerminkan kehidupan orang Sunda sejak dalam kandungan hingga dewasa. Saya melihat tadi juga digambarkan perjuangan seorang ibu. Ke depan, promosinya kita tingkatkan,” pungkasnya.(rls/SpiritNews)