Puluhan Siswa SMP PGRI 3 dan 4 Rendeh Wisata Edukasi ke Grafika Cikole

  • Whatsapp
Siswa SMP PGRI 3 dan 4 Rendeh sedang berinteraksi dengan gurunya
Siswa SMP PFRI 3 dan 4 mengadakan outbond di kawasan hutan pinus Grafika Cikole

Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Sebanyak 40 siswa SMP PGRI 3 dan 4 Rendeh, Cikalong Wetan berkumpul di tempat wisata Grafika Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (5/4/2018) dalam rangka mengedukasi dan santunan kepada siswa tidak mampu.

Kepala SMP PGRI 3 dan 4 Rendeh, Ecin Kuraesin, mengatakan, kedatangan mereka ke Grafika Cikole ialah guna memberikan kebahagiaan kepada siswa yang kurang mampu dari segi ekonomi.

“Kami bekerjasama dengan Grafika Cikole bahwa mereka pun layak seperti anak lainnya untuk mendapatkan kebahagiaan,” kata Ecin.

Berbagai kegiatan mulai permainan kuis, olahraga hingga outbound dilakukan oleh para siswa tersebut untuk menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Dari pantauan, keceriaan dan kebahagiaan secara lepas terlihat dari wajah-wajah siswa SMP PGRI ini.

“Alhamdulillah antusias mereka senang sekali dan terlihat kepercayaan diri mereka muncul,” ujarnya seraya menyebut kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan SMP PGRI 3 dan 4.

Ecin pun mengungkapkan alasan memilih lokasi Grafika karena Grafika yang merupakan sebagai corporate responsibility social (CSR). Dengan adanya kegiatan semacam ini, Ecin berharap kepada para siswanya untuk dapat mencintai alam dan menunjukkan bahwa hutan tak selalu terlihat menyeramkan melainkan bisa pula menyenangkan.

“Kami pun ingin anak-anak peduli pada lingkungan, dan secara tak langsung mereka ingat pada sang pencipta,” kata Ecin yang memiliki 40 anak ini terdiri dari kelas VII dan VIII.

Secara keseluruhan siswa di SMP PGRI 3 dan 4 ada 779 siswa dan sebanyak 150 anak tergolong tidak mampu bahkan yatim piatu dengan ekonomi bawah.

Dalam kesempatan yang sama, alumnus SMP PGRI 3 dan 4, Iwan Kuswandi menuturkan bahwa kemajuan pendidilan pada prinsipnya mesti adanya dorongan dari semua pihak termasuk pihak swasta. Apalagi, bantuan ini diberikan kepada anak-anak yang memang kurang mampu.

“Saya alumni PGRI Rendeh, Cikalong Wetan merasakan getir perjalanan dari rumah ke sekolah. Saya lihat siswa di sini banyak dari anak yatim piatu dan korban perceraian, sehingga kami ingin dorong semangat belajar mereka dengan didukung oleh semua pihak,” ujarnya.

Sejauh 5-10 kilometer setiap hari mesti mereka tempuh untuk menuju sekolah dengan berjalan kaki, karena lokasi sekolah yang memang dekat Desa, sedangkan kediaman mereka banyak yang berada di pelosok.

General Manager TWGC, Sapto Wahyudi, mengatakan, pihaknya memang secara rutin setiap tahun selalu memberikan CSR kepada warga di lingkungan terdekat serta anak-anak yang kurang mampu.

Seperti melalui kegiatan pengajian yang digelar rutin, pemberian sembako, bantuan alat-alat sekolah, penanaman pohon, serta memberi tempat warga untuk berjualan di kios-kios yang terdapat di TWGC.

“Sudah menjadi kewajiban kami sebagai corporate untuk menyalurkan CSR kepada warga yang membutuhkan seperti pelajar yatim piatu ini,” ujarnya.(gus)

Pos terkait