Jakarta, SpiritNews-Polisi mengatakan alasan pembeli miras oplosan tertarik mencoba karena ingin lebih cepat mabuk. Menurut polisi selain harga lebih murah, efek lebih cepat mabuk pada miras oplosan menjadi daya tarik konsumen.
“Saya tidak tahu persis, tapi yang saya dengar dari info yang saya dapat pengen kecepet mabuk (mempercepat efek). Yang biasanya minum satu gelas sekarang minum satu seloki langsung mabuk,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan pembeli miras oplosan rata-rata berusia 18-30 tahun tetapi tak menutup kemungkinan ada juga yang berusia hingga 56 tahun. Selain itu tujuan konsumen membeli miras oplosan adalah mabuk.
“Ya lah (tujuan mabuk). Mungkin mereka punya masalah. Manusia pasti kan ada masalah,” kata Setyo.
Setyo mengatakan kandungan miras oplosan terdiri dari beragam campuran, tetapi yang berbahaya mengandung alkohol jenis methanol karena dapat merusak organ di dalam tubuh. Selain itu ada pula kandungan ethanol yang dioplos.
“Kalau methanol spirtusnya ini kan tidak boleh di konsumsi. Methanol kan spirtus. Menurut dokter kalau (methanol) diminum lambungnya bisa bolong kalau kadar methanolnya tinggi, kalau dia sampai kadar 90% itu buat mengawetkan mayat kaya formalin kan mengandung alkohol,” ucap Setyo.
Setyo mengatakan salah satu motif penjual miras oplosan adalah faktor ekonomi. Ia menyatakan para pengoplos memiliki indukan alkohol yang kemudian dicampur dengan bahan- bahan lainnya untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak.
“Kalau dari faktor ekonomi ada karena dengan harga katakanlah terjangkau karena 10.000-20.000 mereka punya keuntungan yang luar biasa. Mereka istilahnya punya indukan alkohol itu ethanol alkohol atau menthanol. Sayangnya methanol nggak boleh dikonsumsi. Orang mengatakan itu gingseng padahal itu bukan jamu gingseng padahal bukan,” kata Setyo.
(SpiritNews)