Jakarta, SpiritNews-Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi International Business Machines (IBM) untuk meningkatkan integrasi sistem teknologi yang ada di Kemnaker. Dengan adanya sistem teknologi yang terintegrasi diharapkan layanan ketenagakerjaan akan berjalan lebih baik.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri dan perwakilan IBM yang berlangsung di Ruang Rapat Menteri Ketenagakerjaan, Jakarta, Jumat (11/5/2018). Direncanakan kerja sama ini melibatkan 15 orang Tim IBM yang berasal dari 8 negara berbeda.
Dalam kesempatan ini Direktur CSR IBM Indonesia, Santi Diansari menjelaskan kerja sama ini diharapkan mampu mencerminkan teknologi sebagai sistem penyelesaian masalah terbaik.
“Kami harap output kerja sama ini memberikan bantuan technical information untuk meningkatkan layanan ketenagakerjaan yang dilakukan Kemnaker,” papar Santi.
Dalam kesempatan ini, Direktur Pengembangan Pasar Kerja Kemnaker Roostiawati menjelaskan, kerja sama dengan IBM ini akan berjalan selama sebulan kedepan. Dalam pelaksanaannya, Tim IBM yang terdiri dari 15 orang akan melakukan research terhadap sistem teknologi yang diterapkan oleh unit-unit kerja Kemnaker.
“Tujuannya mengkonsolidasikan sistem-sistem yang ada di Kemnaker untuk menjadi sistem yang terintegrasi satu sama lain,” kata Roostiawati.
Ia menjelaskan, kerja sama ini mencakup 3 unit kerja, yakni Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang), Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), dan Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas).
“Nah ini yang akan diintegrasikan agar pelayanan kepada masyarakat lebih meningkat dengan memanfaatkan perkembangan teknologi” katanya.
Selama sebulan, kerja sama ini akan dilakukan melalui 4 tahapan. Pertama, IBM akan melihat sistem yang sudah diterapkan di Kemnaker. Kedua, research. Keempat, melakukan evaluasi hasil research.
Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri menyambut baik kerja sama ini. Ia berkeyakinan bahwa teknologi yang diimplementasikan dengan baik akan meningkatkan sistem yang sudah diterapkan Kemnaker.
“Saya percaya bahwa keberadaan teknologi akan membantu perkembangan layanan ketenagakerjaan kita menjadi lebih baik,” kata Hanif.
Hanif mencontohkan dengan pengawasan ketenagakerjaan, dimana jumlah pengawas ketenagakerjaan pada tahun 2018 sebanyak 2.676 orang harus mengawasi 268.282 perusahaan.
“Maka saya kira kelemahan semacam ini bisa kita tutup dengan inovasi dan implementasi teknologi dengan baik,” ungkapnya.(rls/SpiritNews)