Banda Aceh, SpiritNews-Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bersilaturrahmi dengan tokoh nasional asal Aceh, Surya Paloh, di Hotel Kiryad Muraya Banda Aceh, Jumat (11/05/2018) malam.
Pada kesempatan itu, Nova, mengatakan, masyarakat Aceh merindukan sosok Surya Paloh sebagai seorang putra Aceh yang berkiprah di kancah nasional.
“Ada kerinduan yang (selama ini) tertahan bisa kita lepaskan malam ini,” kata Nova.
Dalam silaturrahmi itu, para tokoh lintas organisasi tersebut membahas persoalan Aceh kekinian, proses pembangunan Aceh dan bagaimana Aceh usai berakhirnya Dana Otonomi Khusus 2027 mendatang.
Dikatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh bersama DPRD Aceh dibantu oleh para tokoh Aceh di Jakarta, harus membantu menyusun langkah strategis untuk melahirkan program yang bisa menghasilkan ‘rupiah’ setara dengan Otsus. Apalagi, diketahui bahwa besaran dana Otsus berjumlah lebih dari setengah APBD.
“Kita susun konsep dan bicarakan di DPRD, kita ajak Forbes, mungkin ada satu skema yang bisa kita sepakati. Kita tidak bisa menunggu lama hingga 2027 nanti,” katanya.
Nova yakin, pasti akan ada keterkejutan saat dana Otsus ‘lenyap.’ Ke depan, Nova mengajak semua pihak menyusun perencanaan lebih baik, monitoring dan mengevaluasi semua pengguaan dana Otsus ke arah lebih baik sehingga perekomian masyarakat tumbuh.
Surya Paloh, mengatakan, besaran dana Otsus yang diterima Aceh harusnya telah membuat Aceh lebih maju dibandaingkan sekarang.
“Seharusnya kita bisa buat 3 kali kelipatan lebih baik dari sekarang,” kata Surya Paloh.
Ketua Umum Partai NasDem ini mengatakan, masyarakat Aceh termasuk dirinya harus berani mengakui: “kita salah urus. Miss manajemen pemerintah besar sekali. Banyak strategi tidak tepat. Niatnya mungkin tidak jelek, tapi hasilnya tidak tepat.”
Selama ini, kata Surya Paloh, hampir tidak ada peningkatan pembangunan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) di Aceh. “Dalam berkompetesi apa pun kita kalah, pengangguran kita besar, provinsi kita miskin,” katanya.
Ia mengajak semua bergandengan tangan, melupakan perseteruan. “(Selama ini) Tidak ada yang ingatin saat ada pekelahian eksekutif dan legeslatif. Hal itu telah membuat kita semakin jauh tertinggal,” ujarnya.
Surya Paloh menyayangkan, jika Aceh menggantungkan diri dari Dana Otsus. Dana tersebut diibaratkan Paloh sebagai suplemen semata. Karenanya ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun program yang bisa meningkatkan anggaran pendapatan dan belanja. Jika hal itu bisa dipikirkan, pastinya pendapatan asli daerah (PAD) meningkat dan ketergantungan pada anggaran Otsus akan berkurang bahkan hilang.
“Bahaya kalau Otsus jadi tumpuan. Aneh kalau Otsus jadi andalan pembelanjaan,” tegasnya.
Dalam pembangunan ke depan, Paloh meminta Pemprov Aceh memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Seperti, pembangunan jalan highway dari Banda Aceh ke Medan, layaknya highway Kuala Lumpur – Johor.
Selain mempersingkat perjalan ke provinsi tetangga, hal tersebut juga pastinya akan membuat pertumbuhan aktifitas ekonomi.
“Ada multiefek positif yang akan kita dapat. Kita perlu itu (jalan highway),” jelasnya.
Ia bersedia menjadi penyambung lidah ke Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan permintaan tersebut.
“Tapi kita jangan ada beda pandangan dulu, kalau ada yang bilang tidak cocok, bahaya itu. Kita harus bisa yakinkan pemerintah pusat,” ucapnya.
Lebih lanjut Surya Paloh mengatakan, jika hal tersbeut adalah perjuangan bersama dan konkrit, pemerintah pusat akan mengabulkan permintaan masyarakat Aceh tersebut.
“Aceh itu mendapat satu tempat di hati Jokowi. Ia memahami masalah kita,” ungkapnya.(mah)