Kota Bekasi, SpiritNews-Berharap mendapatkan harga murah di acara Bazzar Ramdhan yang diselenggarakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi, ratusan warga harus rela mengantre, Senin (21/5/2018).
Namun sejumlah warga di wilayah Kecamatan Bekasi Barat, mengaku, sangat kecewa karena dari informasi yang didapat akan ada Bulog yang menjual beras murah dan 9 perusahaan supermarket akan ikut bazzar di halaman Kecamatan Bekasi Barat tidak ada yang hadir.
“Kita sudah dari pagi bareng tetangga datang ke kantor Kecamatan Bekasi Barat ini, karena ada info jual sembako murah. Setelah nunggu hampir 2 jam, bazzar yang ada sepi, swalayan-swalayan ga ada hadir, kita kecewa karena yang ditunggu ibu-ibu membeli sembako murah untuk keperluan buka puasa dan sahur,” kata Suharti saat berbincang dengan SpiritNews.
Hal senada juga disampaikan salah seorang warga Kranji, Mirna. Menurutnya, dia mendapatkan info dari pihak kantor Kelurahan Kranji akan ada bazzar sembako murah dari berbagai swalayan seperti Bulog, Indogrosir, Giant, Alfamidi, Alfamart, Indomaret, Naga Swalayan, Lion Superindo, dan Bina Karya Prima, PT. Bas dan Pas.
“Barang dagangan yang ada cuma baju-baju, aksesoris saja. Kita butuhkan sembako buat keperluan keluarga sehari-hari. Pihak penyelenggara bazzarnya cuma kasih janji palsu kalau begini mah,” kata Mirna, yang akhirnya pulang dengan kecewa.
Ditempat yang sama disampaikan Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi, Eko Wijatmiko meminta maaf kepada semua warga yang sudah hadir dari pagi.
Dalam hal ini, kata Eko, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Perdagangan dan Industri sudah berupaya menggelar bazzar ramdhan murah untuk membantu masyarakat.
“Kami sebelumnya sudah mengundang semua perusahaan swalayan yang terlibat dalam bazzar ini dan menyatakan sudah siap akan ramaikan bazzar Ramadhan di Kecamatan Bekasi Barat. Namun setelah hari H ini, kami mendapat informasi lagi, bahwa pihak swalayan tidak bisa hadir karena ada acara yang sama bentrok dan ada yang tidak bisa hadir karena keterbatasan SDM,” jelas Eko.(sam)