Dedi Mulyadi dan Ustadz Solmed Buka Puasa di Warung Mamat

  • Whatsapp

Kota Bekasi, SpiritNews-Rutinitas Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam rangka ‘kukurukan’ ke pelosok Jawa Barat memang tidak mengenal waktu. Mantan Bupati Purwakarta dua periode tersebut sampai harus berbuka puasa di pinggir jalan karena belum sempat pulang ke rumah.

Dedi Mulyadi terlihat mampir di sebuah warung sate bersama sahabatnya, Ustadz Soleh Mahmud atau akrab disapa Ustadz Solmed. Sontak saja, warung kecil itu langsung dikerumuni warga yang ingin berfoto bersama dua tokoh tersebut.

Bacaan Lainnya

Suasana ramai akhirnya tercipta di warung sate milik Mamat (46) itu. Dua kader Nahdlatul Ulama itu memesan masing-masing satu porsi sate maranggi lengkap dengan lontong. Selain itu, Dedi mentraktir warga yang kebetulan mampir di warung Mamat.

“Saya kira bukan Kang Dedi, pas diperhatikan lagi, eh ternyata benar Kang Dedi. Alhamdulillah bareng Ustadz Solmed sempat makan di warung saya,” kata Mamat, Rabu (23/5/2018).

Warung Mamat terletak di pinggir jalan Jatiasih, Kota Bekasi. Di luar bulan Ramadhan dia biasanya buka warung mulai Pukul 10.00 WIB sampai Pukul 22.00 WIB. Selama bulan puasa ini, warung sate sederhana miliknya hanya buka dari Pukul 16.00 WIB sampai Pukul 24.00 WIB.

“Iya kita menyesuaikan dengan bulan puasa ini pak,” katanya.

Bagi Dedi Mulyadi, berbuka puasa di pinggir jalan bukanlah sesuatu yang aneh. Pengembaraan dirinya sejak Tahun 2013 ke seluruh Jawa Barat memang bukan tanpa risiko. Berkumpul bersama keluarga menjadi perkara yang jarang dia dapatkan.

“Sudah biasa begini mah. Gak apa-apa, kita harus sudah selesai dengan diri kita sendiri kalau ingin berbuat banyak untuk masyarakat. Awal-awal Ramadhan biasanya buka puasa bareng, sisanya begini ini,” katanya.

Sate Maranggi Go Internasional

Kualitas kuliner racikan Mamat mengundang perhatian pria yang berhasil membranding sate maranggi ke tingkat internasional tersebut. Kata dia, rasanya tidak kalah dengan makanan yang disajikan di restoran besar.

Menurut dia, kepercayaan diri mutlak harus dibangun dari para perajin makanan tradisional. Atas kepercayaan diri itu pula, sate maranggi di Purwakarta berhasil go internasional.

“Enak maranggi Bang Mamat ini, gak kalah sama restoran di hotel berbintang. Sok, berani diadu,” ujarnya.

Tugas pemerintah, menurut Dedi, adalah melakukan advokasi terhadap para pedagang kecil seperti Bang Mamat. Penataan tempat berjualan dan branding sampai marketing harus dilakukan.

“Pedagang seperti Bang Mamat ini harus dibantu, tempatnya ditata dan lain sebagainya. Soal rasa mah teu eleh ceuk abdi ge (soal rasa mah gak kalah kata saya juga),” pungkasnya.(SpiritNews)

Pos terkait