Kabupaten Indramayu, SpiritNews-Pemerintah mulai menerapkan program kewirausahaan petani dan digitalisasi pertanian. Program pertanian Presiden Joko Widodo inipun disambut baik oleh petani Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“Tentu kami sangat senang dengan program yang ditawarkan pemerintah saat ini. Kami bisa menjual hasil tani dengan harga lebih tinggi,” kata Taslan (46), seorang petani asal Kabupaten Indramayu, di Indramayu, Jumat (8/6/2018).
Dikatakan, ketika pemerintah terjun ke masyarakat dengan memberikan program yang baik, tentu masyarakat khususnya petani akan lebih bisa sejahtera lagi, apabila itu bisa berjalan sesuai dengan tujuannya.
“Saat ini para petani masih menjual hasil taninya berupa gabah dengan harga tidak tentu, bisa mahal dan bisa juga murah, apalagi ketika musim panen raya,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) Sliyeg, bisa lebih mensejahterakan petani, tidak hanya orang yang berada di MBB saja.
“Harapan kita MBB ini benar-benar untuk petani dan bisa menyejahterakan kami, bukan menggunakan nama petani saja,” ujarnya.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengapresiasi langkah pemerintah membuat suatu perusahaan untuk para petani melalui MBB dan diharapkan itu bisa didirikan disemua kecamatan yang berada di Indramayu.
“Kalau ini tujuannya untuk menyejahterakan petani, kami sangat mengapresiasi dan berharap bisa didirikan di seluruh Indramayu,” kata Sutatang.
Selama ini, kata Sutatang, petani memang sangat tergantung pada juragan atau tengkulak untuk menjual hasil panennya dan juga petani sebagai objek ketidak pastian terutama mengenai harga, baik harga jual yang sering ditekan oleh tengkulak, maupun harga produksi untuk menanam padi.
“Bayangkan kita itu kalau menjual hasil panen cendrung murah, tapi kalau membeli pupuk atau biaya produksi malah tinggi, itulah keluh kesah patani,” ucapnya.
“Kalau memang MBB Sliyeg ini berjalan sesuai harapan presiden yang untuk mensejahterakan petani, itu bagus sekali,” lanjutnya.
Presiden Joko Widodo pada Kamis (7/6/2018), meresmikan Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) Sliyeg, yang merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian.
Nantinya digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani” atau LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
Presiden waktu itu menyampaikan bahwa petani itu tidak lagi bisa berjalan sendiri-sendiri, harus diorganisir, untuk bisa bersaing.
“Untuk kita bisa bersaing, maka tidak boleh sedikit tapi harus dalam jumlah yang besar. Kalau memang perusahaan besar itu bisa, rakyat juga bisa, tapi harus ada syaratnya yaitu harus berkumpul dengan organisasi besar,” kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan MBB Sliyeg.
“Ini (MBB Sliyeg) contoh yang pertama dan akan saya ikuti selama enam bulan dan kalau ini berjalan dengan baik, maka akan diadakan diseluruh Indonesia,” kata Presiden.(SpiritNews)