Kota Bekasi, SpiritNews– Penutupan akhir debat publik Pemilihan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi di MetroTV kemarin malam mendapat komentar dan kritikan dari warga menilai Paslon Nomor Urut 1, Rahmat Effendi dan Tri Adhianto lebih profesional maju dan mengangkat tangannya sambil berteriak “Takbir…Takbir….Takbir…” dengan penuh semangat dan lantang.
“Artinya dalam situasi seperti itu beliau (Rahmat Effendi, red) tidak lupa dengan Imannya luar biasa mengumandangkan takbir dan menyapa warga dengan ucapan Idul Fitri,” ungkap salah satu warga Kranji, Bekasi Barat, Indra, Rabu (20/6/2018).
Tapi sebaliknya, coba banyak warga memperhatikan detail Paslon Nomor Urut 2, Nur Supriyanto dan Adhy Firdaus dalam kata penutupnya. “Jangan lupa tanggal 27 Juni coblos Nomor 2 karena kami Paslon yang didukung Ulama dan Habaib,” ucap paslon nomor urut 2.
” Itu artinya apa yang dia ingat hanya jual Ulama dan Habaib untuk menang…???,” jelasnya.
Ambisi itu dipertegas lagi pada pembukaan awal debat Paslon Nomor urut 2 sindir-sindir ijazah. Sementara Paslon Nomor 1 tidak pernah menyidir lawan meski sebenarnya ada bahan seperti persoalan Kampus dan Umroh. Dalam hal ini salut untuk Paslon Nomor 1.
Paslon Nomor 2 dalam penyampaiannya lebih banyak beretorika dan opini tanpa data dan fakta. Sementara Paslon Nomor 1 dalam penyampaiannya selalu diringi dengan data dan fakta tidak beretorika ataupun opini dan bisa diterima dengan akal sehat termasuk kaitan visi dan misinya.
“Dalam debat juga pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan Paslon Nomor 1 berwarna, terarah dan jelas. Sementara, Paslon Nomor 2 hanya berkutik.“Keluarga…keluarga, keluarga. Tidak ada warna lain jawaban hanya itu dibolak balik ga jelas,” ucapnya lagi.
Dalam perdebatan juga Paslon Nomor urut 1 tampak semangat lantang dan tegas dalam penyampaiannya selalu senyum penuh semangat untuk Kota Bekasi.
Sementara, Paslon Nomor 2 senyumnya nyeleneh hal itu tampak jelas ketika Wakil, Tri Adhianto berhadapan dengan Wakil, Adhy Firdaus saling lempar pertanyaan. Tapi faktanya, jawaban dan pertanyaan Tri Adhianto lebih memuaskan.
“Kalau saya pribadi menilai, paslon 2 hanya berambisi saja ingin jadi pemimpin. Tapi faktanya komunikasi saja tidak nyambung. Intinya jangan lupa Tanggal 27 Juni 2018, masyarakat Kota Bekasi sudah sangat cerdas akan memilih yang terbaik tidak ada lagi pilihan hanya satu kata “Bangun Bekasi Dengan HATI” bukan dengan ambisi,” bebernya.(sam)