Juli 2018, Karawang Tuan Rumah Lomba MTQ Internasional

  • Whatsapp

Jakarta, SpiritNews-Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz (JQH) PBNU akan menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) internasional ke-II dan nasional ke-VIII antar Pondok Pesantren (Ponpes) se-Indonesia pada 11-15 Juli 2018.

MTQ yang dibarengkan dengan Kongres ke-V JQH Nahdlatul Ulama (JQH NU) itu dipusatkan di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah 3 Karawang, Jawa Barat. Rencananya, kegiatan itu dibuka langsung Presiden Joko Widodo.

Bacaan Lainnya

“Insyaallah Presiden Jokowi akan membuka acara,” kata Ketua Umum JQH PBNU, Dr KH Abdul Muhaimin Zein, saat jumpa pers di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Muhaimin menjelaskan, ada beberapa tujuan diadakannya MTQ internasional dan nasional antarponpes. Pertama, meningkatkan kecintaan dan semangat santri mempelajari, memahami, serta mengamalkan ajaran Alquran. Kedua, melestarikan tradisi MTQ yang telah dirintis Nahdlatul Ulama.

Ketiga, meningkatkan hubungan silaturrahmi di antara penghafal dan pencinta Alquran di Indonesia dan masyarakat internasional. Keempat, mengembangkan dan mempromosikan minat dan bakat anggota JQH NU dalam bidang Alquran, dan kelima melakukan regenerasi dan mengoptimalkan kinerja JQH NU.

Menurut Muhaimin, MTQ dan Kongres ke-V JQH sedianya akan digelar di Sulawesi Selatan, namun karena terdapat kendala, sehingga batal. Demikian pula Jawa Timur dan Kalimantan yang menemui hambatan. “Mengapa kongres JQH harus ada MTQ tujuannya adalah untuk mempertahankan aset PBNU. Mengapa tuan rumahnya di Jawa Barat, karena awalnya MTQ di Jabar,” ujar Muhaimin.

Dia menuturkan, sekitar tahun 1970 an, NU sudah menyelenggarakan MTQ kali pertama di Indonesia. Setelah itu, munculah MTQ wartawan, Korpri, MTQ antarponpes sampai MTQ pemerintah. “Padahal, semua itu cikal bakalnya dari NU,” ungkapnya.

Muhaimin menambahkan, alasan NU melestarikan MTQ karena banyak kelompok yang dengan sengaja ingin mengaburkan sejarah bahwa MTQ bukan berasal dari NU. “Nah, ada upaya untuk menghilangkan aset NU ini. Makanya jangan sampai MTQ asli milik NU ini harus dipertahankan,” tandasnya.

Ketua Panitia MTQ dan Kongres ke-V JHQ NU, Saefullah Ma’sum mengatakan, persiapan acara sudah 90 persen baik di tingkat pusat maupun di daerah tempat acara.

Untuk rincian kesiapannya, peserta MTQ internasional akan ditempatkan di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah 4 yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari Pondok Pesantren Asshidiqiyah 3.

Pesantren Asshidiqiyah juga menyiapkan setidaknya 10 rumah warga sebagai tempat penginapan jika dibutuhkan. “Insyaallah dukungannya cukup bagus dari masyarakat sekitar,” ujarnya.

Untuk keperluan rapat panitia, lanjut Saefullah, pihak Ponpes Ash-Shiddiqiyah 3 juga sudah menyediakan tiga ruangan dengan kapasitas 400, 300, dan 100 orang dan satu ruang rapat di Ash-Shiddiqiyah 4 dengan kapasitas 150 orang.

Pesantren Ash-Shiddiqiyah telah berkoordinasi dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang demi lancarnya Kongres ke-V JQH NU.

Guna menjaga keamanan, PCNU Kabupaten Karawang siap mengerahkan personel Banser dan Pagarnusa dengan jumlah personel 150 orang Banser dan 100 dari Pagarnusa.

“Mulai dari pintu keluar Tol Cikampek sampai pertigaan dan perempatan, kami akan tempatkan Banser agar peserta tidak salah jalan,” katanya.

Selain itu, pesantren tentu saja akan berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri serta karang taruna setempat. Tuan rumah juga sudah menyiapkan alat transportasi untuk penjemputan. Baik mobil pribadi, elf, hingga bus, dan 30 sepeda motor.

“Tempat parkir pun telah pesantren siapkan di beberapa titik yang mampu menampung ratusan kendaraan,” ucapnya.(moy)

Pos terkait