Kabupaten Karawang, SpiritNews-Ketua Komisi C DPRD Karawang, Elivia Khrissiana menduga pencemaran air di Bendung Barugbug, Kecamatan Jatisari, disebabkan oleh industri yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta. Pasalnya, air Bendung Barugbug berasal dari Sungai Cilamaya yang hulunya di Purwakarta dan Subang.
Dikatakan Elivia, kasus pencemaran Sungai Cilamaya sudah saatnya diselesaikan sampai tuntas. Sebab, masyarakat Kabupaten Karawang yang merasakan langsung dampak negatif dari pencemaran tersebut.
“Pemkab Karawang, Purwakarta dan Subang harus duduk bersama, untuk mencari solusi yang efektif menyelesaikan kasus ini. Harus ada tindakan tegas dari pemerintah daerah setempat terhadap perusahaan yang membuang limbah beracun ke Sungai Cilamaya, ” ujarnya, Minggu (22/7/2018).
Dijelaskan, saat ini ada ada program Citarum Harum, seharusnya pencemaran Sungai Cilamaya juga harus jadi perhatian pemerintah. “Apalagi pencemaran ini sudah berlangsung lama,” katanya.
Pihaknya telah mendesak Pemkab Karawang agar proaktif menyelesaikan pencemaran tersebut. Pemkab harus melaporkan masalah itu ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ia menambahkan, sebenarnya pihak KLHK sudah pernah mengambil ampel air sungai yang tercemar untuk diteliti. Hanya saja, hingga sekarang belum diketahui hasil penelitiannya seperti apa.
“Harusnya dikejar seperti apa hasilnya. Yang pasti masyarakat telah merasakan dampak buruk dari pencemaran ini,” katanya.
Pencemaran air pada Bendung Barugbug dan aliran Sungai Cilamaya akhirnya mendapat perhatian khusus dari Kapolres Karawang, AKBP Slamet Waloya. Didampingi Kasat Reskrim AKP Maradona Armin Mappaseng, ia meninjau kondisi air Bendung Barugbug yang berlokasi di Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, akhir pekan kemarin.
Dalam kesempatan itu, Kapolres bersama jajaran disuguhi pemandangan tak sedap, yakni air yang berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau busuk. Kapolres sempat beberapa kali menutup hidung saat bau busuk menerjang pernfasannya.
“Kami memperoleh informasi isu pencemaran Bendung Barugbug dan Sungai Cilamaya ini dari media sosial. Pencemaran ini banyak dikeluhkan masyarakat,” kata Slamet.
Atas dasar itu, dirinya sengaja meluangkan waktu untuk melihat kondisi pencemaran, kendati dilakukan secara informal. Namun demikian, sejumlah anggotanya telah mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium.
Dijelaskan, karena aliran Sungai Cilamaya melintasi daerah lain seperti Kabupaten Subang dan Purwakarta, pihaknya akan berkoordinasi dengan para Kapolres di daerah itu, untuk menelusuri asal pencemaran. Dia juga akan melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Daerah Jawa Barat.(moy)