Kabupaten Karawang, SpiritNews-Petani sayuran di Karawang mengeluhkan harga pasaran brokoli yang anjok hingga 50 persen, dari harga normal Rp 9.000-11.000 per kilogram.
“Harganya anjlok, karena sayuran brokoli saat ini sedang melimpah, sehingga harganya jadi turun,” kata Nakim (40), seorang petani asal Telukjambe Barat saat ditemui SpiritNews di ladangnya, Rabu (25/7/2018) siang.
Selain itu, hama ulat pun jadi kendala produksi brokoli yang dia tanam. Karena bunga brokoli rusak dan tampak bintik hitam. Kondisi sayuran seperti itu sudah tentu tidak dibutuhkan di pasaran.
Kondisi ini tak sekali dia alami, pernah sebelumnya dia merugi. Dari modal Rp 70 juta, cuma menghasilkan Rp 13 juta. Dengan kondisi ini, petani justru tidak menghentikan tanam, malah terus menanam sembari berharap tanaman berikutnya bisa untung banyak.
“Sekarang, saya tanam brokoli di area 1 hektar sawah dengan modal Rp 60 juta, tetapi harga sudah anjlok, saya khawatir hingga produksi akhir malah rugi lagi,” jelasnya.
Diperkirakan, dari 1 hektar brokoli yang dia tanam mampu memproduksi hingga 12 ton. Brokoli ini dipanen hampir tiap hari selama 2 bulan, dengan jumlah setiap harinya yang bisa dibawa ke pasar kisaran 7 karung. “Saat ini musimnya sedang tidak bagus, panennya jadi berkurang,” ucapnya.(moy)