Tak Kunjung Dapat Pekerjaan, Lulusan SMK Pilih Jadi Pengrajin Bambu

  • Whatsapp
https://spiritnews.co.id
Sahrudin (19), warga Kampung Parungpung RT 01 RW 01, Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat, tengah sibuk mengecat kursi di kebun bambu tak jauh dari rumahnya, Senin (30/7/2018).

Kabupaten Karawang, SpiritNews-Akibat sulit mencari kerja, Sahrudin (19), warga Kampung Parungpung RT 01 RW 01, Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, terpaksa membantu pekerjaan orangtuanya sebagai perajin kursi bambu.

Setelah lulus dari SMK Jayabeka 1 Tanjungpura setahun lalu, anak pertama pasangan Eman (39) dan Miskem (38) ini tidak langsung mudah mendapatkan pekerjaan, keahliannya sementara berkutat pada bambu hitam yang dia bikin menjadi kursi dan meja, sementara ijazahnya masih terlipat rapih bersama surat lamaran kerja.

Bacaan Lainnya

“Sudah melamar kerja kemana-mana, hingga ke Cikarang, bahkan ikut tes di Disnaker Karawang, tetap saja belum ada panggilan kerja,” ucapnya saat ditemui SpiritNews, di tengah kesibukannya mengecat kursi di kebun bambu tak jauh dari rumahnya, Senin (30/7/2018).

Dikatakan, sehari dia bersma ayahnya mampu membuat 2 set kursi dan meja yang dijual kisaran Rp 500 ribu. Selain kursi dan meja, dia juga membuat berbagai jenis perabotan serupa, misalnya kursi malas dan tirai bambu. Kursi malas yang berukuran panjang dijual Rp 200 ribu.

“Satu set kursi untungnya cuma Rp 100 ribu, saya kebagian hanya untuk jajan saja. Saya berharap bisa diterima bekerja di pabrik,” ucapnya.

Usaha yang dilakukan ayahnya sudah dilakoni selama 8 tahun, setelah ayahnya berhenti berjualan buah-buahan. Kursi dan bambu ini dijual dengan cara dipasarkan melalui media sosial, namun lebih cenderung dipasarkan keliling langsung menggunakan sepeda motor.

Diketahui, hampir mayoritas penduduk di desa ini berpenghasilan dari kerajinan kursi dan meja bambu kreasi mereka. Karya mereka dibuat dengan apik dan rapih, kursi dan bambu yang mereka jual juga kokoh dan tidak mudah reyot.(moy)

Pos terkait