Jakarta, SpiritNews-Pemerintah mendorong generasi muda untuk meniti masa depannya menjadi sociopreneur atau wirausaha sosial. Kehadiran para sociopreneur dinilai sangat penting, karena perannya mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi tidak hanya mengejar keuntungan bisnis, tapi juga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,” kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat menjadi narasumber dalam “Sekolah Miliarder” yang diselenggarakan PB PMII di Jakarta, Jumat (3/8/2018) malam.
Pada dasarnya, sociopreneur merupakan kegiatan wirausaha yang mempunyai perhatian penuh terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya. Sehingga mampu memberdayakan masyarakat, untuk menghasilkan suatu perubahan sosial yang berujung pada kesejahteraan bersama. “Saya ingin kalian jadi agen perubahan wirausaha sosial itu,” kata Hanif kepada para peserta.
Menurut Menaker, ada beberapa hal yang harus disiapkan generasi muda untuk menjadi sociopreneur. Pertama, motivasi kerja keras dan berbuat kebaikan. Sudah bukan rahasia lagi, kerja keras merupakan kunci bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan. “Sedangkan menjadi baik, menjadi orang yang bisa memberikan manfaatkan sebesar-besarnya kepada orang lain,” terang Menaker.
Kedua, kreatif dan inovatif. Untuk menjadi kreatif dan inovatif, seseorang harus belajar dan bekerja di atas standar, serta keluar dari zona nyaman. “Anda harus keluar dari rutinitas. Kalau tidak, anda akan terlalu nyaman dan pasti tidak akan kreatif,” lanjutnya.
Ketiga, responsif terhadap perubahan zaman. Perkembangan teknologi dan informasi telah memberi dampak besar terhadap perubahan model bisnis dewasa ini. Untuk itu, wirausahawan muda harus responsif terhadap perubahan zaman. Agar bisnis yang dijalankan tetap relevan.
Ia mencontohkan dengan perusahaan Nokia. Kegagalan Nokia dalam persaingan pasar global saat ini bukan disebabkan oleh kesalahan dalam perecanaan bisnis. Namun lambatnya perusahaan tersebut dalam merespon dinamika dunia industri yang menjadi penyebab utamanya.
“Yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling kuat, yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling pintar, tapi yang akan bertahan hidup adalah mereka yang paling resposnsif terhadap perubahan,” kata Menaker mengutip gagasan Charles Darwin.
Terakhir, Menaker mengingatkan bahwa untuk menjadi wirausahawan tantangannya sangatlah besar. Oleh karenanya, seorang wirausahawan haruslah pantang menyerah dan istiqomah. “Jangan berhenti karena capek, tapi berhentilah karena sampai” papar Menaker.
Dalam kesempatan ini, Menaker juga memberikan salah satu contoh bentuk dukungan pemerintah dalam mendorong tumbuhnya wirausahawan muda. Yakni, diresmikannya Innovation Room di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI.
Pembangunan Innovation Room, didasari oleh perkembangan teknologi dan informasi yang telah memberi pengaruh besar terhadap perubahan model bisnis berikut keterampilan yang dibutuhkan.
Oleh karenanya, Innovation Room ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk membekali generasi muda tentang literasi digital, khususnya digital skill. “Jadi, Innovation Room ini untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan digital,” ujarnya.(rls/SpiritNews)