Kota Banda Aceh, SpiritNews–Meriahnya Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII semakin terus terasa. Sejumlah titik lokasi agenda telah mempersiapkan diri, untuk menyukseskan hajatan akbar kebudayaan Aceh yang digelar empat tahun sekali ini.
Salah satunya Museum Tsunami yang juga akan ikut ambil bagian dalam salah satu agenda, yakni Eksibisi Temporer yang berlangsung pada 8-15 Agustus 2018 di lantai 2 Ruang Pamer Temporer Museum Tsunami.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Amiruddin menyebutkan, adanya kegiatan eksibisi temporer dari Museum Tsunami tentu akan lebih mewarnai rangkaian PKA VII Tahun 2018.
“Tema dalam eksibisi yang diangkat pun sangat menarik, yakni dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat Aceh yang ada di daerah Simeulue yang bertajuk Smong Message from The Past,” katanya, Selasa (7/8/2018).
Dijelaskan, konsep pameran kali ini dikembangkan dengan teknik visual yang tidak biasa, tentunya dengan menggali informasi berdasarkan koleksi naskah kuno tentang Ie Beuna, Nandong Smong (Yopie dan Iga Mawarni), serta peristiwa gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 silam.
“Nilai-nilai edukasi kebencanaan diperjelas dalam gambar berwarna, diorama bergerak, dan layer-layer yang bercerita. Karena Museum Tsunami adalah museum dari memori kolektif masyarakat terhadap bencana, maka pameran ini lebih menguatkan kontennya kepada oral history bukan object history,” tuturnya.
Kebijakan mengangkat kearifan lokal, diakui oleh Koordinator Museum Tsunami, Hafnidar disebabkan belum adanya media display untuk Smong, Ie Beuna dan kisah bencana Aceh di museum.
“Aceh memiliki kearifan lokal yang layak untuk mengedukasi dunia terhadap bencana, belajar dari masyarakat Simeulu yang turun temurun melestarikan budaya bertutur dalam syair tanpa henti,” akunya.
Kehadiran agenda eksibisi yang digelar Museum Tsunami juga menjadi bagian untuk mengembalikan kembali museum ke fungsi dasarnya, sesuai dengan paradigma baru permuseuman dunia.
“Pameran ini adalah project pertama new management yang mengusung manajemen museum yang inklusif. Kedepannya pameran ini akan menjadi cikal bakal pengembangan media display di museum,” imbuh Hafni.(mah)