Sampah Rumah Tangga Bisa Bernilai Ekonomi Tinggi

  • Whatsapp
https://spiritnews.co.id/
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati saat membuka Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga untuk Bank Sampah dan Pembuatan Pupuk Organik, di Rasamala Hotel, Senin (17/9/2018).

Kota Banda Aceh, SpiritNews-Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati mengatakan, sampah bisa dimanfaatkan menjadi suatu hal yang bernilai ekonomi. Selama memahami reduce, reuse dan recycle (3R), serta mengerti teknik pengelolaan sampah yang baik, maka sampah dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai.

“Sampah bisa dikelola menjadi pupuk. Sedangkan sampah plastik dapat didaur ulang sebagai bahan dasar bagi industri yang memproduksi kebutuhan rumah tangga berbahan plastik. Jika dipasarkan tentu produk ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,” ujar Dyah saat membuka Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga untuk Bank Sampah dan Pembuatan Pupuk Organik, di Rasamala Hotel, Senin (17/9/2018).

Bacaan Lainnya

Diketahui, produksi sampah rumah tangga Kota Banda Aceh per hari mencapai lebih dari 250 ton. Bahkan pada bulan Ramadan, jumlah tersebut dapat meningkat hingga 275 ton per hari. Dari jumlah tersebut, lebih dari 60 persen diantaranya merupakan sampah plastik.

“Jika masyarakat sudah memiliki pemahaman pengelolaan sampah yang baik, maka potensi ekonomi dari sampah rumah tangga yang begitu besar tentu dapat kita dimaksimalkan,” kata Dyah.

Baca Juga: Warga Kesal Kawasan Riparian Citarum Ditimbun Sampah Rumah Tangga

Pada kesempatan tersebut, Dosen Fakultas Teknik Unsyiah itu mencontoh inovasi yang dilakukan oleh warga Desa Balbar, Kecamatan Oba Utara, Tidore, Maluku Utara, yang berhasil membuka usaha daur ulang sampah menjadi biji plastik.

“Hasilnya, usaha tersebut bisa meraih keuntungan hingga Rp 20 juta per bulan. Para pekerjanya semua adalah ibu rumah tangga. Tidak heran jika warga Desa Balbar itu berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Desa (Kemendes), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas hasil karya dan kerja keras mereka,” kata Dyah.

Agar bisa meniru keberhasilan warga Desa Balbar, ia mengimbau agar para peserta memiliki pemahaman tentang tata cara mengelola dan memilah sampah rumah tangga dengan tepat. Ia juga mengapresiasi pengelolaan sampah masyarakat Gampong Surin bersama TPS3R.

“Meski belum berhasil seperi masyarakat Desa Balbar, saya yakin dengan bertambahnya pemahaman pengelolaan sampah, maka masyarakat Gampong Surin bersama TPS3R akan mampu menyulap sampah menjadi barang bernilai ekonomi,” imbuhnya.

Oleh karena itu, wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dekranasda Aceh itu juga mengimbau para peserta, untuk menggali lebih lanjut berbagai pengetahuan tentang pengelolaan sampah, agar mendapatkan pengetahuan tambahan terkait teknik pengolahan sampah.

“Setelah mengikuti pelatihan ini, saya berharap cara pandang kita terhadap sampah akan berubah. Dari yang semula sebagai limbah yang mendatangkan masalah, menjadi sumber penghasilan yang bermanfaat,” ungkap Dyah.

“Saya imbau kepada peserta dari daerah, pelatihan ini bukan hanya untuk yang hadir saja. Tapi harus disampaikan pula kepada seluruh pengurus PKK dan masyarakat di daerah masing-masing, agar pemahaman terkait pengelolaan sampah dapat dipahami oleh masyarakat secara lebih luas,” pungkas Dyah.

Berita Lain: DLHK Karawang Akan Rubah Sampah Jalupang Jadi Bahan Bakar

Sementara itu, Raihanah selaku Ketua Pokja TP PKK Aceh, dalam laporannya menjelaskan, kegiatan yang diikuiti oleh peserta dari 7 kabupaten/kota ini bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta terhadap pengelolaan sampah, sehingga dengan berdirinya bank sampah di setiap gampong dapat mengurangi limbah sampah anorganik.(mah)

Pos terkait