Jakarta, SpiritNews-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, agar tetap tenang dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta informasi dari BMKG, menanggapi peristiwa gempabumi tektonik yang terjadi pada Jumat (28/9/2018) pukul 17.02.44 WIB.
“Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai gempabumi dan tsunami. Tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil,” ujar Deputi Bidang Geofisika, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng., dalam press release yang diterima SpiritNews, Jumat (28/9/2018) malam.
Dijelaskan, gempabumi berpusat di 26 kilometer Utara Donggala, Sulawesi Tengah. Menurut hasil pemodelan tsunami BMKG, gempabumi ini berpotensi menimbulkan tsunami dengan level tertinggi SIAGA di Donggala Barat, dengan estimasi ketinggian gelombang tsunami 0,58 meter dan estimasi waktu tiba pukul 17.22.43 WIB, sehingga BMKG mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami (PDT).
Baca Juga: GMNI Karawang dan Pemuda BKT Galang Dana untuk Korban Gempa
Setelah dilakukan pengecekan terhadap hasil observasi tide gauge di Mamuju, tercatat adanya perubahan kenaikan muka air laut setinggi 6 centimeter pukul 17.13 WIB. Berdasarkan hasil update mekanisme sumber gempa yang bertipe mendatar (strike slip) dan hasil observasi ketinggian gelombang tsunami, serta telah terlewatinya perkiraan waktu kedatangan tsunami, maka PDT diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB.
“Dari hasil monitoring BMKG hingga Pukul 18.21 WIB, telah terjadi 7 gempabumi susulan yang tercatat, dengan magnitude masing-masing M6.3, M6.2, M6.2, M4.7, M5.6, M5.0 dan M6.1. BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media,” jelasnya.
Guncangan gempabumi ini dirasakan disejumlah daerah, antaralain Toli-Toli, Donggala, Gorontalo, Poso, Palu, Majene, Soroako, Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, Sengkang, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Makassar, Gowa, dan Toraja.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar Palu Koro. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Berita Lain: Menaker Minta Penyaluran Bantuan Gempa Sampai ke Pelosok Lombok
Hingga saat ini sudah ada beberapa laporan yang masuk ke BMKG, terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi. “Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Donggala, tercatat 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan puluhan rumah rusak. Korban tertimpa oleh bangunan yang roboh,” kata Sadly.(rls/SpiritNews)