Saluran Irigasi Rusak Parah, 550 Hektare Sawah di Kelurahan Mekarjati Kekeringan

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Saluran irigasi di Kampung Iplik, Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang rusak parah dan dipenuhi eceng gondok

Kabupaten Karawang, SpiritNews-Selama 30 tahun petani di Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat selalu mengalami kekeringan dan keterlambatan penanaman padi di sawahnya.

Hal ini terjadi karena saluran irigasi Tegal Panjang di Kampung Iplik yang seharusnya mengairi lahan sawah seluas 550 hektare tidak berfungsi, karena pendagkalan dan rusak parah.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pemerintah Tingkatkan Kemampuan SDM Mengelola Hasil Pertanian

Salah seorang petani setempat, H. Ujang Suwarya (57), mengatakan, petani Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang sudah tiga kali menyurati bupati Karawang namun hingga saat ini belum ada tindakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.

spiritnews.co.id
Ratusan hektare areal persawahan di Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang mengalami kekeringan

“Kami mengirimkan surat pertama ke bupati pada tanggal 10 Januari 2015. Setiap tahun kami mengirimkan surat ke Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, namun sampai sekarang belum ada tanggapannya. Padahal surat tersebut ditanda tangani Maman Supratman saat itu menjabat Camat Karawang Barat dan Karta Wijaya saat itu menjabat Lurah Mekarjati,” kata Ujang kepada SpiritNews, di rumahnya, Selasa (2/10/2018).

Surat bernomor 614/131/Kel yang dikirimkan ke bupati itu, kata Ujang, berisi permohonan pengerukan saluran irigasi Tegal Panjang dari KW 9 sampai dengan Bendung BTb 1 Jamantri sepanjang 3000 meter, permohonan perbaikan Bendung BTb 1 Jamantri dan permohonan pembangunan Bangunan Air Sadap/Water Intek pada posisi kurang lebih 700 meter sebelum posisi dari Bendung BTb 1 Jamantri.

Berita Terkait: Saluran Irigasi Amblas, Ratusan Hektare Sawah di Ciamis Kekeringan

“Petani di Dusun Iplik dan Jamantri benar-benar membutuhkan air untuk sawah dan perkebunan. Sehingga kami berharap ke Pemkab Karawang bisa memperhatikan kebutuhan petani,” tegasnya.

Selain itu, jelasnya, petani juga berharap Pemkab Karawang bisa membangun pintu air agar bisa membagi air ke areal persawahan. Pasalnya, akibat kekurangan air sering kali petani mengalami keterlambatan penanaman padi.

“Seharusnya di bulan Oktober ini, kami sudah melakukan penanaman padi. Hanya karena tidak ada air, sehingga penanaman tertunda sampai hujan turun,” ujarnya.

Diakuinya, dia dan petani lainnya sering kali melakukan pompanisasi untuk mendapatkan air agar bisa mengairi sawahnya dari saluran irigasi yang jaraknya cukup jauh dan harus mengeluarkan biasa tambahan untuk pompanisasi sebesar Rp 2 juta per hektar.

Baca Lain: Tahun 2019 Dinas Pertanian dan Perikanan Akan Anggarkan Bantu Kelompok Tani

“Saya berharap Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dapat memenuhi kebutuhan petani di Kelurahan Mekarjati,” ungkapnya.(sir)

Pos terkait