Kabupaten Karawang, SpiritNews-Alokasi dana pendidikan yang tidak memadai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karawang, untuk mencover perbaikan gedung-gedung sekolah yang rusak. Mendorong pihak Karawang Internasional Industrial City (KIIC) untuk ikut terlibat dalam perbaikan gedung sekolah, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Salah satunya dalam perbaikan gedung SDN Mekarpohaci II, Desa Mekarpohaci, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang. Pihak KIIC menganggarakan Rp 270 juta untuk renovasi bangunan sekolah tersebut, yang diketahui telah mengalami kerusakan sejak tahun 2012 silam.
Head of External Relations Division PT. Maligi Permata Industrial Estate Graha KIIC, Bambang Sugeng mengatakan, bantuan perbaikan gedung sekolah ini merupakan yang ke-2 kalinya bagi KIIC. Sebelumnya pada tahun 2017, pihaknya juga mengucurkan dana untuk perbaikan sekolah rusak bagi SDN Wadas III, Kecamatan Telukjambe Timur.
Dijelaskan, pada tahun 2018 ini melalui dana CSR, KIIC akan memperbaiki 4 lokal bangunan rusak di SDN Mekarpohaci II, yakni 3 ruang kelas dan 1 ruang guru. Serta membangun kamar mandi sekolah yang baru. Sementara itu, 3 lokal ruang kelas lainnya tengah dalam proses pengerjaan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang.
“Pada kesempatan kali ini, kita bantu sekolah rusak di wilayah pesisir. Kita keluar dari jalur (sekitar kawasan industri, red). Kita berharap hal seperti ini bisa juga diikuti oleh teman-teman kawasan atau perusahaan yang lain, sehingga hal seperti ini bisa meringankan beban pemerintah daerah,” kata Bambang, Senin (8/10/2018).
Baca Juga: KIIC Bersama Tenant Association Salurkan Bantuan Hewan Kurban
Pantauan SpiritNews di lapangan, sekolah yang menampung sekitar 155 siswa dengan 6 tenaga pengajar ini tidak memiliki kamar mandi (MCK) yang layak. Sebab, kamar mandi berukuran 2 x 4 meter yang ada sudah tidak bisa dipakai lagi baik oleh siswa maupun guru.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1981 ini telah menglami renovasi sebanyak dua kali, dan terakhir dilakukan pada tahun 2012. Setiap harinya, para siswa harus belajar secara bergantian. Karena 1 ruangan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) 2 kelas.
“Sejak tahun 1995 pertama kali saya tugas di sini, memang sudah rusak. Terakhir direhab tahun 2012, itupun hanya sekedar rehab kecil. Makanya bangunannya rusak begini dan tidak layak,” ujar Kepala SDN Mekarpohaci II, Asep Jayusman.
Berita Lain: Sekolah Rusak Dibiarkan, Rehab Pendopo Karangpawitan Rp 7 Miliar Jadi Sorotan
Untuk sementara waktu, para siswa akan belajar di rumah warga dan DTA hingga gedung sekolah selesai diperbaiki. “Kami sangat bersyukur dan sekaligus berterima kasih kepada KIIC yang ikut membangun. Mudah-mudahan ini jadi semangat baru bagi kami dan para siswa untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas,” kata Asep.(art)