DUNIA kini memasuki era revolusi industri 4.0, era inovasi disruptif. Inovasi disruptif membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi yang sudah ada. Menghadapi tantangan ini, pendidikan dan pembelajaran dituntut untuk berubah, termasuk di dalamnya pendidikan dan pembelajaran jenjang pendidikan dasar dan menengah. (KI Sugeng Subagja, Praktisi Pendidikan dan Kebudayaan dalam artikel yang dimuat pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat).
Era 4.0 ini akan mampu mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan dan kompetensi yang dibutuhkan dunia pekerjaan. Juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekedar cara mengajar, tetapi jauh lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. (Martadi, Dosen Universitas Negeri Surabaya dan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya).
Untuk menghadapi era 4.0 ini dibutuhkan guru dengan kualifikasi yang lebih dari sekedar duduk dan menerangkan materi yang sudah tersedia pada buku pegangan siswa, lebih dari itu. Seorang guru pada era ini harus mampu mebuat siswanya tidak berpikir bahwa materi yang diajarkan hanya berguna di sekolah dan seorang guru harus merubah mind setnya mengenai konsep pendidikan itu sendiri. Bukan hanya sebatas menggugurkan kewajiban sebagai pengajar.
Era ini memunculkan beberapa tantangan untuk para guru ataupun calon guru di masa kini maupun masa yang akan datang. Seorang guru harus mampu bersaing dengan teknologi yang semakin maju. Bukan tidak mungkin guru yang tidak bisa memanfaatkan teknologi maka ia akan kalah dengan teknologi yang semakin maju. Akibatnya profesi guru akan tergantikan. Dengan demikian maka seorang guru harus memanfaatkan teknologi sebagai bahan ajarnya, dan sebagai sarana mengajarnya.
Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan anak didiknya menghadapi tiga hal: 1) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; 2) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul; 3) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan. (Martadi, Dosen Universitas Negeri Surabaya dan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya).
Peran guru pada era revolusi 4.0 ini semakin sulit. Bukan hanya mengajarkan yang ada, bukan lagi meneruskan pengetahuan terdahulu tapi harus menyiapkan semua yang bahkan belum ada dan bisa saja belum terpikirkan. Ketiga hal di atas memang tidak hanya harus dipersiapkan oleh guru dan calon guru, tetapi campur tangan pemerintah dalam menyusun kurikulum juga sangat berpengaruh pada 3 hal di atas. Sudah siapkah anda wahai calon guru di masa depan? Kini tugas guru semakin berat bukanlagi mencerdaskan anak bangsa tetapi menyiapkan anak bangsa untuk bertarung di era revolusi 4.0.
Ketika industri berubah, karakter pekerjaannya juga berubah. Maka tuntutan skill (keterampilan) yang dibutuhkan juga berubah. (Menteri Ketenagakerjaan, saat berbincang dengan Liputan6.com di Kantor Kemnaker, Jakarta, Jumat, 3 Agustus 2018). Dari pernyataan tersebut maka tidak menutup kemungkinan tenaga pengajar diharuskan menambah skill (keterampilan)nya.
Maka dari sekarang. mari kita persiapkan diri kita sebagai guru dan calon guru untuk menghadapi era revolusi 4.0 dengan beberapa cara: 1) Seorang guru harusmemiliki kompetensi mendidik berbasis internet of thing sebagai basic skill di era ini; 2) Competence for technological commercialization, berkemampuan membawa anak memiliki sikap kewirausahaan dengan teknologi atas hasil karya siswa itu sendiri; 3) competence in globalization, kompetensi membuat anak mengenal segala keragaman budaya luar, dan dapat memecahkan permasalahan nasional; 4) competence in future strategies (dunia berubah dan berjalan dengan cepat) sehingga bisa memprediksi apa yang terjadi di masa depan dan memiliki strateginya; 5) conselor competence, karena masalah anak bukan hanya kesulitan memahami materi tapi juga ada yang mengalami masalah psikologis. (Martadi, Dosen Universitas Negeri Surabaya dan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya).
Jika tidak ingin tereliminasi dari di era 4.0 maka kelima kompetensi diatas harus segera kita persiapkan dari sekarang bagi para calon guru agar setelah menjadi guru kita sudah siap dan mampu membuat para siswa yang kita didik bersaing di era 4.0.(*)
Penulis:
Rosmaya Siskandani,
Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten.