KEMAJUAN suatu negara sangat ditentukan oleh keselarasan dalam melaksanakan dunia pembangunan. Pembangunan di suatu negara selalu berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Namun dari keduanya yang lebih dominan adalah Sumber Daya Manusia yang merupakan bibit dalam keberhasilan suatu Negara dalam pembangunannya. Pembangunan merupakan langkah yang berupa proses sebuah rencana yang mencakup berbagai aspek kehidupan sosial. Aspek kehidupan sosial mencakup luas tentang kehidupan sosial dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari aspek kehidupan sosial adalah dunia pendidikan. Dunia pendidikan merupakan dunia tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan manusia. Pendidikan menjadi faktor penentu kemajuan bangsa dimasa depan. Dunia pendidikan adalah sebuah mega proyek bersama bagi anak-anak bangsa yang sedang giat-giatnya membangun agar bermartabat dan tidak ketinggalan dari bangsa bangsa lain di dunia. Masalah pendidikan adalah masalah kita bersama untuk merancangbangun sebuah sistem sesuai dengan tuntutan sains dan teknologi baik dalam jenjang pendidikan formal, informal dan nonformal.
Sistem pendidikan nasional terdiri dari tiga sistem yaitu formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal berjenjang sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, memiliki aturan yang khusus dan seragam untuk setiap jenjang, bertingkat, mempunyai persyaratan yang ketat dan pada umumnya berorientasi pada akademik. Sedangakan pendidikan nonformal meliputi kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis (latihan, pusat magang, pusat penyuluhan, gerakan pramuka, kelompok bermain, dll). Pendidikan informal berpusat pada keluarga dan lingkungan sekolah, masyarakat/lembaga, dan keluarga.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dijadikan sebagai wadah untuk mencetak generasi penerus bangsa ini. Tidak semua semua yang bisa merasakan duduk dikursi pendidikan dengan nyaman, karena berbagai hal. Baik dari hal segi ekonomi maupun sosial. Padahal generasi penerus bangsa merupakan bibitnya pemimpin-pemimpin dimasa yang akan datang. Sebagai generasi muda jelas bahwa penerus bangsa akan mempunyai mimpi yang berjuta-juta untuk diwujudkannya.
Untuk mencetak generasi emas perlu mencetak anak bangsa yang memiliki pendidikan karakter, guna membangun/membentuk kepribadian yang khas dari setiap pribadi untuk mencirikan kejujuran, tangguh, cerdas, peduli, bertanggungjawab, pantang putus asa. Gerakan penguatan pendidikan karakter sebagai upaya untuk memperkuat moral bangsa ini agar tidak rusak oleh perkembangan zaman yang bisa dikatakan semakin bebas dan semakin tidak bisa terkontrol.
Pendidikan karakter merupakan sebuah kunci utama dalam pembentukan karakter seseorang. Penerapan nilai-nilai pendidikan karakter bisa diberikan kepada seseorang ketika masih usia anak-anak sehingga ketika sudah dewasa nanti seseorang itu bisa memiliki karakter yang baik. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21. Selain lima nilai utama karakter, melalui PPK, pemerintah mendorong peningkatan literasi dasar, kompetensi berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaborasi generasi muda.
Pendidikan informal dalam hal ini pendidikan luar sekolah sangat berperan dalam membentuk karakter anak, karena pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diberikan dilingkungan rumah dan masyarakat yang merupakan lingkungan tempat tumbuh kembang anak. Pendidikan luar sekolah berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam pendidikan sekolah.
Pendidikan luar sekolah bisa berkontribusi dalam penguatan pendidikan karakter seperti program desa pancasila, kemudian melakukan acara-acara yang bertemakan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan karakter di sekolah tidak harus dengan menyusun kurikulum baru, yaitu kurikulum pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter atau budi pekerti dapat dimasukkan dalam pokok-pokok pembahasan. Membangun budaya berperilaku di sekolah misalkan dituangkan dalam tata tertib atau peraturan di sekolah.
Peserta didik juga harus mampu mengarahkan dirinya agar mampu mewujudkan diri secara baik di tengah lingkungannya. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan karakteristik kepribadiannya. Hendaknya dilakukan tanpa paksaan dan tanpa ketergantungan pada orang lain. Disamping karakter dapat dibangun di kelas juga dapat dibangun melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Seperti organisasi siswa intra sekolah (OSIS), Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), Pramuka, Resimen Mahasiswa (MENWA), Lembaga Dakwah Kampus (LDI), Olahraga. Kesenian, Koperasi Mahasiswa (KOPMA), dan lain-lain.
Latihan kepemimpinan merupakan cara untuk membentuk kader kepemimpinan yang disiplin, bertanggungjawab, dan diarahkan bagaimana berorganisasi yang baik oleh para pembimbing. Hal ini guna untuk menyiapkan generasi emas sesuai yang diharapkan pemerintah melalui penddikan karakter salah satunya.(*)
Penulis:
Sri Mulyani,
Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.