Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalong Wetan yang baru setahun digunakan sudah tampak adanya sejumlah kerusakan, seperti plafon dan dinding gedung ruang pasien VIP dan VVIP yang mengalami retak, serta lantai keramik yang mengelupas. Hal tersebut diduga karena kondisi tanah yang digunakan labil dan mudah bergeser.
Direktur RSUD Cikalong Wetan, Ridwan Abdullah mengungkapkan, pada bagian belakang rumah sakit menggunakan tanah urukan sehingga tidak kuat menahan beban. “Retakan sudah tiga bulan. Ya kalau tidak ditangani, retakan akan meluas. Gedung VIP dan VVIP sampai sekarang belum digunakan, karena belum lengkap sarana dan prasarana pendukungnya,” katanya.
Menurut informasi yang diperoleh SpiritNews, pengerjaan proyek pembangunan gedung RSUD Cikalong Wetan dilakukan oleh PT Nindya Karya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembangunan dilaksanakan pada akhir 2015 hingga selesai di bulan Maret 2017 dengan anggaran Rp 130 miliar, dan mulai beroperasi pada 27 Juli 2017 lalu.
Baca Juga: Telan Biaya Rp 6 Miliar, Pembangunan Ruang Rawat Inap RSUD Ciereng Belum Juga Rampung
“Lambatnya penanganan kerusakan ini, karena sedikit sekali biaya pemeliharaannya. RS ini milik pemerintah kabupaten (Pemkab), dan pemkab hanya mengucurkan anggaran Rp 50 juta per tahun. Jadi sangat tak cukup. Idealnya itu Rp 300 juta hingga Rp 500 juta per tahunnya,” ucap Ridwan.
Sementara itu, Bupati Aa Umbara Sutisna yang sempat melakukan kunjungan ke RSUD Cikalong Wetan belum lama ini, mengaku kecewa setelah melihat kondisi gedung rumah sakit tersebut yang belum lama dibangun. Ia pun mengakui, jika masalah kerusakan tidak segera ditangani akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar.
Ia mengaku akan langsung membahasnya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan pihak RSUD. Sejauh ini, kucuran anggaran untuk RSUD Cikalong Wetan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mencapai Rp 15 miliar, dimana Rp 12 miliar diantaranya dipakai untuk gaji pegawai, sementara sisanya digunakan untuk pengadaan sarana pendukung, makan dan minum pasien, termasuk pemeliharaan.
Berita Lain: Untuk Memperjuangan Kesehatan Masyarakat, Dirut RSUD Karawang Jadi Caleg DPR-RI
“Saya juga mau lihat APBD 2019 apakah sudah teralokasi untuk perbaikannya atau tidak. Saya lihat kerusakan ini karena lemahnya konstruksi bangunan. Pelaksana proyek juga ceroboh dengan membangunnya di atas tanah urukan yang belum padat,” ujarnya.(gus)