Kabupaten Karawang, SpiritNews-Pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 resmi dimulai, dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Rabu (19/12/2018).
Hadir dalam kesempatan tersebut Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr, Duta besar Jepang Masafumi Ishii, Duta Besar Korea Kim Chang Beom, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Tanri Abeng, serta jajaran direksi dan komisaris Pertamina dan PLN.
Pembangunan pembangkit listrik gas pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU), dengan kapasitas pembangkit listrik mencapai1.760 Mega Watt (MW). “Proyek ini merupakan bagian dari komitmen dan kolaborasi BUMN besar Indonesia, yakni Pertamina dan PLN untuk memberikan solusi LNG to Power, guna menghasilkan energi bersih dan terjangkau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation. Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.
Selama masa life time, PLTGU PLN mendapatkan tarif listrik dengan harga yang relatif murah yakni 5,5038 cUSD/kWh. Selain itu, proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dimana pada akhir kontrak FSRU akan diambil alih oleh PLN.
Baca Juga: Bantu Warga Terdampak Proyek PLTA Cisokan, PLN Berikan CSR Hingga Rp 1 Miliar Selama Tahun 2018
“Pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 yang ditargetkan selesai September 2021 ini merupakan bagian dari Program 35.000 MW. Pasokan akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN. Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif yang efisien, PLN berpotensi menghemat sebesar Rp 43 triliun,” ungkap Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso.
Presiden Direktur Pertamina Power Indonesia (PPI) Ginanjar mengatakan, pelatakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas dan pembakit listrik terintegrasi Jawa-1 ini menandai dimulainya tahap II. Pembangunan pembangkitan listrik ini tentu akan menciptakan multiplyer effect bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi dan sekitarnya. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan kurang lebih 200 orang pada masa operasi, sehingga diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan perekonomian daerah.
Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services. Selain itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik, sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin.
Konsorsium PT Jawa Satu Power juga menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU. Proyek dengan nilai kurang lebih USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 26 triliun ini dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd. (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd., MUFG Bank Ltd., Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd., Credit Agricole Corporate and Investment Bank, dan Societe Generale.
Berita Lain: Proyek Strategis Nasional di Aceh Dorong Percepatan Pembangunan Daerah
“Dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestik dan internasional,” katanya.(bon/art/rls)