GENERASI millenial sebagai digital native sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan internet, segala hal yang dilakukan manusia saat ini mayoritas terhubung dengan intenet. Tidak menutup kemungkinan era baru yang akan datang semua benda yang biasa digunakan sehari-hari akan dilengkapi dengan konektivitas ke jaringan internet, benda-benda tersebut dapat mengirim maupun menerima data tanpa interaksi dari manusia.
Teknologi masa depan ketika seluruh mesin dan perangkat dalam kehidupan sehari-hari saling terhubung dan berkomunikasi pada Internet ini disebut dengan istilah “Internet of Things”. Menurut (Burange & Misalkar, 2015) Internet of Things (IoT) adalah struktur dimana objek, orang disediakan dengan identitas eksklusif dan kemampuan untuk pindah data melalui jaringan tanpa memerlukan dua arah antara manusia ke manusia yaitu sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke komputer.
Dalan dunia pendidikan IoT ini menjadi salah satu teknologi yang saat ini dipertimbangkan oleh para pengajar maupun anggota pemerintah yang terkait dengan pendidikan untuk menggunakannya guna berinovasi dan meningkatkan pembelajaran. IoT dalam pendidikan sendiri akan lebih kepada aplikasinya untuk menyokong pengajaran. Serupa dengan CMD atau Computer-Mediated Learning yang saat ini diaplikasikan ke dalam kelas, IoT pun memiliki dinamika mendukung proses KBM. Mengingat lagi bahwa generasi millenial adalah generasi digital atau melek teknologi yang lebih suka berlama-lama dengan smartphone, tablet, laptop dan gadjet lainnya dari pada membaca buku. Maka pembelajaran berbasis IoT ini akan menjadi solusi yang baik.
Hal ini menjadi tantangan bagi pendidik di era Revolusi 4.0 yang diharuskan memiliki kemampuan intelegensi dalam menerapkan pembelajaran berbasis IoT. Dengan Internet belajar menjadi lebih dinamis sehingga dampak pembelajaran dengan IoT ini juga dinilai mampu menjadikan pelajaran di kelas serta diskusi antar peserta didik lebih hidup. Peseta didik dapat mengakses informasi dengan mudah dari manapun dan kapanpun sehingga membuat peserta didik mampu mempelajari segala sesuatu yang baru. Kemudian seperti apa bentuk IoT yang dapat digunakan didalam kelas?
Rocha, dkk (2006) sendiri memperkenalkan VAC atau Virtual Academic Communities. Ia menerapkan sistem dimana siswa berinteraksi dengan bentuk fisik komponen komputer di lab, mereka uji dengan network, dan difasilitasi oleh guru. Namun tentunya IoT sendiri akan datang dengan bentuk yang berbeda di tiap subjek/kelas/ranah. Dan pastinya hal ini perlu pengembangan dan spesifikasi targetnya sendiri. Jadi dalam pembelajaran, IoT dapat diaplikasikan dalam bentuk pembelajaran virtual, pembelajaran berbasis Internet of Things ini akanmemberikan pekerjaan yang lebih efisien bagi para pendidik dan siswa.
Contohnya adalah, para pendidik mampu mengoptimalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Dengan menggunakan cloud para pendidik mampu melakukan pengukuran secara detail juga dapat langsung dimonitoring melalui gadget yang dimiliki dengan tanpa batasan untuk melihat hasil serta statistik masing-masing peserta didik dengan informasi yang lebih cepat dengan cara mengumpulkan data hasil belajar.
Fasilitas ruangan kelas berbasis IoT juga dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan belajar, misalkan whiteboard jika dilengkapai fasilitas berbasis IoT maka jika ditulis oleh pendidik akan dapat langsung memancarkan gelombang wifi yang akan tampil langsung hasilnya pada laptop atau handphone peserta didik, dan tentunya tidak perlu mencatat ulang apa yang telah di tulis atau disampaikan oleh pendidik. Seluruh percakapan tentang materi pembelajaran akan terekam dalam whiteboard dan dikemas dalam data serta akan terkirim melalui wifi atau internet dalam kelas ke handphone peserta didik.
Hal ini tentunya sangat memudahkan pendidik dan peserta didik jika lupa atau perlu mempelajari kembali apa yang telah diajarkan atau disampaikan oleh pendidik maka akan mudah mengingat hanya dengan melihat kembali materi atau video yang disampaikan. Hal tersebut dapat memberikan kenyamanan dengan berbagai informasi dan memudahkan komunikasi antara pendidik sebagai pengajar hingga peserta didiknya dan membuat pembelajaran dapat lebih kondusif lagi, sehingga paradigma baru dunia pendidikan dengan ruang kelas IoT dapat membantu dan mendukung peserta didk lebih mengenal perkembangan teknologi yang kini telah berkembang.(*)
Penulis:
Siti Marwiyah,
Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.